Ditemukan Spesies Cacing Raksasa Langka, Wujudnya Aneh, dan Makannya Minta Bantuan Bakteri

Moh Habib Asyhad

Editor

Cacing langka raksasa yang ditemukan di Filipina
Cacing langka raksasa yang ditemukan di Filipina

Intisari-Online.com -Sekelompok ilmuwan menemukan spesies cacing raksasa langka di sebuah perairan di Filipina. Selain jenisnya yang aneh, cara makannya juga aneh. Cacing ini biasa mencari makan di dalam lumpur atau sedimen laut dengan bantuan bakteri.

Spesies cacing ini biasa disebut kampang alias cacing kapal (Teredo navalis).

(Baca juga:Derita Sakit Kepala Berkepanjangan, Ternyata Ada Cacing Pita Sepanjang 11 Cm di Otak Remaja Ini)

Makhluk ini punya panjang hingga 1,5 meter dan berdiameter 6 cm. Sangat tidak lazim untuk ukuran sebuah cacing pada umumnya. Selain itu, cacing ini biasa hidup dalam sebuah cangkang yang keras.

Cacing kok punya cangkang?

Usut punya usut, cacing ini bukan benar-benar cacing, melainkan sebangsa moluska. Artinya, ia satu rumpun dengan kerang dan remis. Itulah mengapa ia punya cangkang.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS), spesies “langka dan misterius” ini juga dikenal sebagai Kuphus polythamia, merupakan kerang hidup terpanjang yang dikenal manusia,

Tim ilmuwan dari AS, Filipina dan Perancis baru-baru ini menemukan dan mengumpulkan lima kampang raksasa ini di teluk Mindanao.

Sebuah video menunjukkan para ilmuwan dengan hati-hati memotong salah satu ujung cangkang kampang ini sebelum dengan lembut mengguncangkannya untuk mengeluarkannya.

Makhluk hitam panjang berlendir itu terlihat meluncur keluar dari cangkang yang berbentuk seperti tabung.

Seperti disebut di awal, makhluk ini tergolong rumpun kampang, yang anggotanya biasanya jauh lebih kecil dan tinggal di dalam kayu yang membusuk dan sekaligus sebagai makanannya.

(Baca juga:Pria ini Meninggal Gara-gara Cacing Pita dalam Tubuhnya Terkena Kanker)

Kampang raksasa ini unik bukan hanya untuk ukurannya, tetapi juga karena makannya di dalam lumpur dan sedimen laut, dengan menggunakan sejenis bakteri.

Karenanya kampang ini memiliki sistem pencernaan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kampang lainnya. Mahluk ini menciptakan sendiri cangkang tabung yang keras, terbuat dari kalsium karbonat, dengan mengeluarkan suatu zat.

Diciptakan juga topi keras untuk menutupi kepalanya, yang kembali diserap kampang raksasa itu ketika ingin tumbuh dan membenamkan diri lebih jauh ke dalam lumpur, kata peneliti.

Artikel Terkait