Yakni, untuk menjamin keamanan penerbangan Dakota VT-CLA bersama seluruh penumpangnya melalui instruksi khusus.
Instruksi Suryadarma kepada Perwakilan RI di Singapura yang harus disampaikan kepada para awak ketika pesawat sedang mendarat di Singapura ada dua poin.
Pertama, pendaratan selanjutnya di Maguwo dilaksanakan pagi sekali atau menjelang malam agar tidak disergap pesawat tempur Belanda.
Kedua setiba di atas udara Maguwo, pesawat Dakota VT-CLA agar langsung mendarat dan tidak perlu membuat putaran karena di saat memutar, pesawat tempur Belanda bisa memiliki waktu untuk menyerang secara leluasa.
Tapi pesawat Dakota VT-CLA yang terbang dari Singapura ternyata berlangsung siang hari dan jika sudah sampai di Maguwo dipastikan hari juga masih terang.
Tanda-tanda munculnya bahaya bahkan mulai namapk.
Pasalnya ketika sekitar pukul 13.00 penerbangan Dakota VT-CLA sudah memasuki perairan Indonesia tepatnya di atas pulau Bangka Belitung, tiba-tiba muncul pesawat tempur P-40 Kitty Hawk Belanda yang kemudian menghilang.
Rupanya Kitty Hawk sengaja muncul untuk melaksanakan terbang provokasi sekaligus pengintaian.
Namun pesawat Kitty Hawk itu kemudian muncul lagi dan sengaja membututi Dakota VT-CLA .
Dengan munculnya Kitty Hawk itu, kehadiran Dakota VT-CLA jelas sudah ketahuan Belanda.
Dengan status penerbangan seperti itu, Dakota VT-CLA jelas dalam posisi yang rawan diserang.
Source | : | dari berbagai sumber,tni-au.mil.id |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR