Intisari-Online.com -Sebagai Presiden AS dan pebisnis ulung, Donald Trump pasti memperhitungkan untung rugi ketika memerintahkan AL AS (US Navy) untuk meluncurkan sebanyak 59 rudal Tomahawk ke Suriah.
Secara politik dan militer, AS sebenarnya sedang menerapkan strategi tempur asimetris menggunakan serangan rudal jarak jauh dan bukan peperangan dengan cara mengerahkan pasukan darat.
(Baca juga: Kabut Pembawa Maut Itu Bernama Senjata Kimia, Warga Suriah Dikabarkan Baru Saja Jadi Korbannya)
Serangan militer melalui strategi tempur asimetris memang lebih aman dan akurat karena tidak menimbulkan korban jiwa di pihak penyerang.
Penggunaan rudal Tomahawk yang dikenal juga sebagai ‘’kapal Indian yang ampuh’’ ini mampu meghantam target sejauh 1.300 km. Berkat pemandu GPS, akurasinya sangat tinggi sehingga bisa menghantam sasaran terpilih yang sudah dikunci.
Serbuan saat malam hari yang dilakukan kapal-kapal perang US Navy dari Laut Mediterania memperhtungkan bahwa pangkalan udara Suriah sedang sepi orang. Sedangkan pesawat-pesawat tempurnya juga sedang dalam keadaan diam (sitting duck).
(Baca juga: Ngeri! Balas Serangan Gas Beracun, Gempuran AS ke Suriah Bisa Picu Perang Dunia III)
Dengan demikian serangan yang dilakukan malam hari itu bisa meminimalkan korban jiwa tapi memaksimalkan kehancuran alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki militer Suriah.
Secara politik, Trump juga dapat pamor karena menunjukkan Presiden AS yang tegas dan ‘’berbahaya’’.
Pamor sebagai Presiden AS yang tegas dan berbahaya itu sangat penting bagi Trump agar efeknya bisa sampai ke Korea Utara (Korut).
Hingga saat ini AS masih saja diancam akan diserang rudal nuklir oleh Korut, sehingga membuat Trump makin berang dan gusar. Untuk itu, Trump menunjukkan taringya kepada Korut dengan cara menyerang Suriah pakai rudal-rudal Tomahawk.
Sebagai pebisnis kampiun dunia, Trump sebenarnya menyukai tekanan dalam pekerjaannya. Semua tekanan itu selalu diselesaikan Trump dengan brilian tanpa menggunakan senjata.
(Baca juga: Bom Saraf Tewaskan Puluhan Anak di Suriah, Pihak yang Bertikai Justru Saling Melempar Tuding)
Namun sebagai Presiden AS, Trump ternyata harus menghadapi tekanan dan tantangan pekerjaaannya menggunakan senjata.
Maka dipilihlah cara yang aman dan akurat untuk menghajar Suriah dengan meluncurkan 59rudal Tomahawk yang tiap unitnya berharga 1,59 juta dollar AS. Maka, total, AS menghabiskan AS$94 juta (setara Rp1,2 triliun) dalam serangan tersebut.
Harga semua rudal yang diluncurkan oleh Trump melalui dua kapal perang US Navy, menurut Presiden AS tajir itu pasti juga sangat mahal.
Tapi demi pamor sebagai Presiden AS yang tegas dan berbahaya semua ongkos perang yang dikeluarkan rupanya tidak dipusingkan oleh Trump.
Termasuk biaya pengiriman dua kapal perang AS ke Laut Mediterania yang nilainya sekitar 94 juta dollar AS.