Intisari-Online.com - Jangan pernah membayangkan Papua laiknya wilayah lain di Indonesia yang bergelimang akses, baik pendidikandan, terutama, kesehatan. Tapi kondisi itu nyatanya tak menyurutkan niat Milka Tiranda mengabdikan diri pada kesehatan orang-orang di sana--ia sadar bahwa wilayah ini sangat membutuhkan tenaga kesehatan seperti dirinya.
(Pernah Mengalami Pelayanan Buruk dari Dokter dan Rumah Sakit? Jadilah Pasien yang Cerdas!
Perempuan kelahiran Biak ini menyerahkan dirinya untuk mengabdi di sebuah puskesmas di Manokwari, Papua Baratselama tiga tahun. Dokter cantik ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, tahun 1994.
Setelah mengikuti suaminya melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis anak, ia kembali lagi memilih Papua sebagai tempat praktiknya, meski sudah pegawai negeri.
Pada kesempatan kali ini, ia banyak memberikan penyuluhan tentang cara mencegah penyakit-penyakit di Papua. Baginya ini bukan sebuah hal yang terlalu sulit mengingat ia pengalaman di puskesmas dan harus bertugas sebagai pemberdayaan masyarakat di Waa Banti, Kabupaten Mimika.
Tapi perjalanan Milka kurang mulus, desa-desa yang menjadi tempat ia bekerja tidak memiliki akses jalan yang mudah dijangkau dan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau helikopter. Selain itu listrik dan sinyal telepon pun bukan hal yang mudah ditemui selama ia bertugas.
Itulah yang membuat mimpinya agar seluruh masyarakat Papua sehat tak mudah. Banyak sekali tantangan dan kendala yang mesti ia hadapi.
“Saat ke kampung, saya harus tidur di rumah warga dengan alas tikar. Jika saya ditawari makan pun saya tak boleh jijik, saya harus terima meski tangan mereka saat memasak kotor. Namun perlahan saya ajarkan mereka pentingnya kebersihan,” ujar Dr. Milka dengan semangat.
Ia juga harus menyesuaikan jadwal warga ketika hendak memberikan penyuluhan.
Keinginan Milka dan suami memajukan kehidupan masyarakat Papua tidak membuatnya menyerah. Mereka juga mencoba tidak tergoda dengan enaknya kehidupan di kota yang penuh dengan kenyamanan.
"Saya sudah diberi talenta oleh Tuhan, maka sudah selayaknya saya membagikannya kepada masyarakat itu,” tuturnya.
Tantangan dan medan yang berat tak menghalangi Dr. Milka dan tim untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat Papua. Ada kalanya ia juga harus menghadapi kenyataan dengan banyaknya konflik suku di sana. Tapi itu tak membuat menyerah dan mundur teratur. baginya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Papua adalah yang lebih penting.