Intisari-Online.com -Siapa sangka, ternyata Mamuju Tengah gudangnya ular piton. Buktinya, dalam setahun, ada seribuan ekor yang berhasil ditangkap—salah satunya adalah yang memangsa Akbar hidup-hidup.
Menurut salah seorang anggota Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju, Hardi, kepada Tribun Sulbar, hampir semua wilayah di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Provinsi Sulbar, terdapat habitat ular piton atau ular sanca kembang.
(Di Sulawesi, Ular Piton Raksasa Justru yang Paling Banyak Diincar untuk Disantap)
“Hampir semua wilayah di Mamuju Tengah itu terdapat habitat ular piton atau sanca,” kata Hardi. “Apalagi di kanal-kanal kebun sawit itu hampir semua ditempati.”
Ia mengungkapkan, daerah Desa Salubiro Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, merupakan daerah yang paling banyak ular pitonnya. Menyebarnya ular piton di wilayah tersebut, dikarenakan habitnya terganggu.
“Gara-gara habitatnya ini terganggu oleh pembukaan lahan sawit, makanya menyebar dan hampir semua wilayah di Mateng terdapat, apalagi di Salubiro,” terangnya.
Ia mengatakan, piton paling sering terlihat di wilayah tersebut saat memasuki musim kemarau dan hujan. Kalau sudah musim kemarau dan hujan pasti banyak bermunculan.
Berdasarkan data Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Polhut Sulbar, Provinsi Sulbar merupakan salah satu wilayah habitat ular piton terbanyak di Indonesia.
“Memang di Sulbar banyak, apalagi wilayah Mamuju, bahkan Sulbar jumlah perdagangan ular piton sekitar 1000 ekor per tahun,” jelasnya.
Ia menuturkan, ular sanca atau piton belum dilindungi, sehingga hampir di seluruh wilayah Sulbar, utamanya diwilayah Mamuju sering terjadi penangkapan. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan hampir di semua rawa dan kanal-kanal di Mamuju ditempati buaya.
Terkait kejadian yang menimpa Akbar, Hardi menghimbau kepada masyarakat utama para petani sawit untuk berhati-hati terhadap keberadaan hewan-hewan pemangsa tersebut.
Akbar (25), korban tewas ditelan ular piton di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, di mata keluarganya merupakan sosok pendiam dan sabar.
(Yuk Berkenalan dengan Ular Piton yang Menelan Akbar di Kebun Sawitnya)
“Sabar sekali ini Akbar, pendiam,” kata ayah kandung Akbar, Muhammad Ramli, kepada Tribun Sulbar, Rabu (29/3). “Karena sabarnya, dia tidak pergi cari kerja. Jadi saya suruh saja kerja sawit karena dia tidak tahu pergi cari kerja.”
Akbar anak pertama dari 10 bersaudara. Ramli mengatakan, Akbar meninggalkan dua anak. “Anak pertamanya berusian lima tahun, sementara anak keduanya baru berusia tiga bulan,” ujar Ramli.
Kini Akbar telah dimakamkan di pekuburan Islam Pantai Desa Salubiro, Selasa (28/3) sekitar pukul 11.00 WITA. Kita tahu, ia ditemukan tak bernyawa di perut ular piton raksasa, Senin (27/3) malam, di kebun kelapa sawitnya, Dusun Pangeran, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.