Intisari-Online.com - Pada 2014, secara sepihak Rusia berhasil menguasai Crimea, yang semula merupakan wilayah Ukraina.
Meski kembalinya Crimea yang dulunya merupakan wilayah Uni Soviet itu dilaksanakan melalui referendum dan militer Ukraina tidak melakukan perlawanan, negara-negara Eropa dan AS merasa tidak terima.
Pasalnya, begitu referendum dilakukan dan penduduk Crimea memilih bergabung dengan Rusia, pasukan Rusia dalam jumlah besar segera ‘menyerbu’ Crimea dan mengusir pasukan Ukraina.
Dalam waktu singkat kekuatan militer Rusia yang digelar di Crimea bahkan menunjukkan seperti mau bertempur dengan negara-negara Barat.
Pasukan NATO dan AS pun kemudian segera dikirim ke Ukraina dalam jumlah besar dan saat ini antara kedua pasukan yang mencerminkan perseteruan ala Perang Dingin itu bahkan sudah saling berhadap-hadapan.
AS dan negara-negara Barat tidak hanya menyiagakan pasukan dan persenjataannya dalam kondisi siap tempur tapi juga menerapkan embargo ekonomi kepada Rusia.
Embargo ekonomi itu tidak hanya membuat Rusia mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya seperti pangan, tapi juga berimbas kepada negara-negara yang melaksanakan hubungan dagang dengan Rusia.
Negara tertentu, seperti Indonesia yang berusaha melakukan kegiatan perdagangan dengan Rusia, bisa ‘ditegur’ AS menggunakan sanksi-sanksi tertentu.
Baca juga: Benarkah Tanpa Jet Tempur Su-35 Indonesia Akan Kerepotan Hadapi Gempuran Jet Siluman F-35 Australia?
Kebetulan ketika Rusia sedang mendapatkan embargo ekonomi, Indonesia berniat membeli sebanyak 11 jet tempur SU-35 untuk menggantikan jet-jet tempur F-5 E Tiger TNI AU yang sudah tidak layak operasional.
Harga sebelas SU-35 yang senilai 1,14 Triliun itu akan dibayar Indonesia dengan cara imbal beli menggunakan bahan-bahan pokok pangan yang sedang dibutuhkan oleh Rusia.
Bahkan soal rencana barter ini sempat menjadi sorotan masyarakat karena disebutkan salah satu bahan pangan yang akan ditukar adalah kerupuk.
Source | : | dari berbagai sumber,tni-au.mil.id |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR