Advertorial

BMKG: Pusat Gempa Lombok Terjadi di Lereng Gunung Rinjani dan Ada Aktivitas Patahan

Mentari DP

Editor

Dwikorita menjelaskan, gempa bumi ini tergolong gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan yang naik.
Dwikorita menjelaskan, gempa bumi ini tergolong gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan yang naik.

Intisari-Online.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa bumi yang baru saja terjadi di wilayah Lombok dengan magnitudo 7 berlokasi di lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Tepatnya berlokasi di darat pada lerang utara timur laut Gunung Rinjani pada jarak 18 kilometer arah barat laut Lombok Timur pada kedalaman 15 kilometer," ujar Dwikorita dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (5/8/2018) malam.

Dwikorita menjelaskan, gempa bumi ini tergolong gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan yang naik.

BMKG menyatakan gempa ini merupakan gempa bumi utama dari rangkaian gempa pendahuluan.

Baca juga:Sudah Diramal Sejak Zaman Aristotles, Datangnya Gempa Bumi Memang Tidak Bisa Diperkirakan

"Mengingat pusat gempanya sama dengan gempa bumi yang terjadi tanggal 29 Juli 2018 lalu maka BMKG menyatakan gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama, atau main shock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya," kata dia.

Dwikorita juga menyatakan masyarakat di Lombok yang sempat mengungsi ke dataran tinggi bisa kembali ke permukiman asalnya.

Hal itu terkait telah dicabutnya peringatan dini tsunami sehubungan terjadinya gempa di wilayah Lombok yang bermagnitudo 7.

"Yang rumahnya tidak rusak, tidak retak, sudah aman untuk kembali ke rumah meskipun tetap harus waspada. Dan juga aman apabila rumahnya di dekat pantai karena peringatan dini tsunami telah berakhir," kata Dwikorita.

Ia juga mengingatkan, bagi masyarakat yang rumahnya retak atau rusak parah, diminta tak mendatangi atau tinggal di rumah tersebut.

Baca juga:Gempa Lombok: Total Korban Meninggal Sementara Jadi 82 Orang, Sebagian Karena Tertimpa Bangunan

"Bangunan yang retak dan rusak sebaiknya tidak usah di datangi, kalau miring sebaiknya tidak ditinggali. Yang masih utuh tidak apa-apa," ujarnya.

Sebelumnya, BMKG menyatakan gempa Lombok memunculkan potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian Utara dengan status Waspada.

BPBD telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai.

Guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlalu lalang di jalan dengn kondisi gelap karena listrik padam.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), intensitas gempa di Kota Mataram VII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI. (Dylan Aprialdo Rachman)

(Artikel ini telah tayang dikompas.comdengan judul "Pusat Gempa Lombok Berlokasi di Lereng Gunung Rinjani")

Baca juga:Gempa Lombok 7,0 SR: Inilah 10 Gempa Bumi Terdahsyat Sepanjang Sejarah, 2 dari Indonesia

Artikel Terkait