Intisari-Online.com - Cerita soal loyalitas di kantor seperti barang langka sekarang ini. Mampu bertahan lima tahun saja sudah bagus.
Apalagi sampai puluhan tahun sampai ada yang berkomentar sebagai "inventaris kantor".
Sekarang ini bisa jadi kita tetap mencintai pekerjaan. Namun suasana kantor yang tak kondusif membuat kita tak nyaman bekerja.
Alhasil, kita pun memutuskan untuk resign alias mengundurkan diri.
Yang sering terjadi, kita langsung menulis surat pengunduran diri yang dikirimkan ke bagian HRD. Atasan kita baru tahu setelah pihak HRD mengomunikasikan hal itu.
Menurut Business Insider cara ini ternyata kurang elegan dan tak beretika. Alias kagak sopan!
Jadi jangan lakukan.Sebab, orang pertama yang harus tahu rencana pengunduran diri adalah atasan langsung kita.
Selanjutnya, baru mengirimkan surat pengunduran diri ke bagian HRD.
“Minta waktu atasan lebih kurang 15 menit untuk membicarakan ini,” saran Lea McLeod, seorang job coach.
McLeod menganjurkan jangan langsung menemui atasan tanpa membuat janji terlebih dulu secara resmi.
“Betapapun kesalnya kita dengan atasan, kendalikan emosi. Pastikan alasan mengundurkan diri yang kita berikan tidak terkait dengan isu personal,” ujar McLeod.
Dia menambahkan, biarkan perbincangan bergulir positif, profesional, dan konstruktif.
“Jauhkan ucapan kasar dan menyindir meski kita jengkel dengan atasan,” imbuhnya.
Soalnya, kita tetap membutuhkan rekomendasi dari atasan dan dalam lingkup kerja segala kemungkinan bisa terjadi, misalnya kerjasama dalam sebuah proyek di lain waktu.
Kesal boleh, bebal jangan!