"Gay" Diketahui sebagai Lelaki Penyuka Sesama Jenis, Padahal Inilah Arti Sebenarnya

Bramantyo Indirawan
,
Moh Habib Asyhad

Tim Redaksi

Cary Grant menjadi salah satu artis yang menggunakan kata
Cary Grant menjadi salah satu artis yang menggunakan kata

Intisari-Online.com –Pernah dengar kata “gay”? Kata "gay" pada kenyataannya telah ada sejak lama di kamus Inggris dan arti aslinya jauh berbeda daripada pengertiannya yang sekarang: lelaki penyuka sesama jenis.

Menurut kamus Merriam-Webster arti dari kata gay adalah gembira, bersemangat, sukaria, serta merasa hidup penuh dengan semangat dan bergairah. Sebuah definisi yang merujuk kepada sifat.

(Ingin Beli Smartphone Asus yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Kemudian beberapapengertian lainnya berupa terang, lincah, hingga warna yang cemerlang. Kamus Cambridge pun memiliki definisi kuno kata gay yang kurang lebih serupa yaitu kebahagiaan atau tempat yang terang dan menarik.

Akan tetapi saat melihat internet atau kamus modern, “tertarik pada sesama jenis” juga menjadi definisi gay yang bisa kita temukan. Lantas mengapa kata yang pada dasarnya memiliki arti bahagia ini akhirnya berganti makna?

Sejarah kata gay berasal dari Inggris di abad ke-12 yang diambil dari bahasa Prancis yaitu “gai”. Kata “gai” sendiri memiliki arti senang, riang, penuh dengan kegembiraan, atau bahkan terang dan indah.

Kemudian di abad ke-17 kamus Oxford mengasosiakan kaya gay dengan pelanggaran susila karena bergeser maknanya menjadi “ketagihan terhadap kenikmatan dan pemborosan”. Kadang eufimisme atau kata pelembutnya dapat berupa “hidup tanpa moral dan bebas”.

Perubahan kembali terjadi di abad ke-19, apabila seorang wanita disebut sebagai gay maka ia disamakan dengan pelacur. Sedangkan apabila seorang pria dibilang gay maka ia adalah seseorang yang tidur dengan banyak wanita.

Kadang pelacur menggunakan kata “gay it” atau “melakukan gay” sebagai kata ganti dari ingin berhubungan seks.Ironisnya definisi abad ke-19 adalah lawan kata dari definisi zaman modern ini. Dahulu artinya dengan lain jenis kini dengan sesama jenis.

Walaupun definisi-definisi ini muncul, pengertian asli berupa riang, penuh kegembiraan, dan terang masih digunakan. Jadi kata ini tidak hanya eksklusif untuk para pelacur atau pria yang bercinta dengan wanita banyak di abad ke-19.

(Ronnie dan Reggie Kray, Gangster Kembar yang Berhubungan Seks Gay Satu Sama Lain)

Kemudian akhirnya pada tahun sekitar 1920-an hingga 1930-an, kata gay akhirnya memiliki arti pria yang menyukai pria lain. Bergeser dari bercita dengan wanita banyak hingga menjadi pecinta sesama jenis. Kenapa akhirnya kata ini digunakan pun tidak memiliki alasan jelas.

Hal yang pasti adalah penggunaan gay oleh warga AS sebagai panggilan untuk mereka yang homoseksual. Dalam buku Dictionary of Underworld Slang (1933), kata gay cat tertuju kepada pria homoseksual. Definisi ini merupakan slang penjara untuk pria muda yang “melayani” pria lebih tua.

Salah satu kata gay berasal dari subkultur hobo di AS

Teori lain berasal dari penulis Jack London yang menggunakan sejak tahun 1907 melalui salah satu literaturnya bertajuk The Road. Awalnya kata gay cat merujuk pada hobo atau gelandangan yang baru saja bergabung dalam subkultur ini.

Menjadi gembel dan bepergian dari gerbong kereta ke kereta lainnya bersama hobo yang lebih tua. Kemungkinan penggunaan kata gay cat berkembang menjadi seorang anak berandal yang menawarkan seks ke siapa saja termasuk pria agar mendapatkan uang, hadiah, atau perlindungan.

Melalui karya seni lainnya kata gay yang berarti suka sesama jenis menyebar di AS dan negara lain. Film Bringing Up Baby (1938) yang dibintangi Cary Grant sempat menggunakan kata ini saat protagonis utama menggunakan gaun tidur yang berjumbai-jumbai. “Saya tiba-tiba menjadi gay”ungkap Grant di film ini.

Akhirnya pada tahun 1940-an kata gay telah dikenal di AS beserta negara-negara abrat lainnya sebagai orang yang menyukai sesama jenis. Di tahun 1950-an wanita pun dapat dikategorikan sebagai seorang gay, menyukai wanita lain.

Akhirnya kini makna asli “bahagia” telah digantikan dengan “suka sesama”. Bagaimana sebuah kata dan makna bisa berubah seiring zaman dengan pengertian yang luar biasa berbeda.

Artikel Terkait