Intisari-Online.com - Ketika berpikir tentang kecerdasan buatan (AI), orang sering berpikir tentang adegan yang dilakukan oleh android pembunuh atau komputer.
Film-film hollywood seperti 'Blade Runner' dan 'The Terminator' telah menanamkan rasa takut pada pemikiran tentang AI bahwa pemrogramana akan beralih pada manusia.
Industri yang menghasilkan lebih dari 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14.480 triliun) di tahun ini dan hampir 4 triliun dolar AS (Rp57.920 triliun) pada tahun 2022, tentu memiliki konsekuensi yang signifikan.
AI adalah kata kunci di dunia bisnis dan media, tetapi juga memiliki efek yang nyata bagi industri, terutama sejumlah tenaga kerja manual.
Baca Juga: Setelah Kehilangan 1/6 Bagian Otak, Hal Menakjubkan Kemudian Terjadi pada Bocah Ini
Baca Juga: Soal Cara Memberi Hukuman, Kompeni dan Raja Mataram Sama Sadisnya
Ketika AI semakin berkembang pesat, beberapa khawatir bahwa implikasi sosial dan moral yang lebih luas dari teknologi tidak cukup mendapat perhatian.
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai potensi AI di masa depan:
1. Pengangguran massal
Ketakutan umum di kalangan analis dan pekerja adalah kemungkinan bahwa AI akan mengakibatkan pengangguran massal di tingkat global karena tenaga manusia banyak yang digantikan dengan otomasi mesin.
Namun, para pendukung AI mengatakan bahwa keberadaan teknologi akan mengarah pada penciptaan jenis pekerjaan baru.
Kebutuhan insinyur akan meningkat karena kecanggihan teknologi baru membutuhkan bakat yang tepat untuk mengembangkannya.
Firma riset, Gartner memprediksi bahwa AI akan menciptakan 2,3 juta pekerjaan dan menghilangkan 1,8 juta pekerjaan pada tahun 2020.
Source | : | CNBC |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR