Intisari-Online.com -Hingga saat ini ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat terkait Korea Utara (Korut) yang mengancam akan meluncurkan rudal nuklirnya menuju Korea Selatan (Korsel).
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Sebenarnya tidak hanya hanya Korsel yang merasa was-was atas ancaman nuklir Korut, baik Jepang, China, maupun AS juga merasa terancam.
Jepang dan China merasa terancam karena rudal-rudal Korut jika ditembakkan sering melenceng ke wilayahnya. Sedangkan AS mengkhawatirkan ribuan personel militer dan keluarganya serta aset ekonomi yang berada di Korsel.
(Dari Pamannya Kim Jong-un hingga Tangan Kanan Hitler, Inilah Mereka yang Dihilangkan dari Sejarah)
Untuk mencegah militer Korut meluncurkan rudal nuklirnya , AS dan Korsel saat ini sedang menggelar latihan tempur besar-besaran yang melibatkan 300.000 pasukan Korsel dan 20.000 pasukan AS.
Tidak hanya personel militer, AS juga mengirimkan kapal induk bertenaga nuklir USS Carl Vinson yang mengangkut 80 unit pesawat tempur.
Untuk mencegat rudal-rudal Korut yang diluncurkan dari Pyongyang menuju Seoul, AS telah menggelar sistem pertahanan udara penangkis rudal,Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di sepanjang perbatasan Korsel-Korut.
Meskipun militer Korsel dan AS telah menyiapkan pertahanan maksimal untuk mempertahankan Seoul, warga Seoul tetap penuh dengan rasa kekhawatiran.
Apalagi Korut telah terbukti memiliki rudal nuklir berkekuatan 20 kilo ton atau setara dengan kekuatan 2 kali ledakan bom atom di Hirosihma dan Nagasaki pada Agustus 1945. Selain itu Korut juga masih memiliki ratusan rudal berhulu ledak bahan kimia mematikan seperti gas sarin.
Dalam Perang Korea (1950-1953) pasukan Korut menyerbu Korsel secara dadakan (pre emptive war) sehingga kota Seoul bisa dikuasai dalam hitungan hari. Jika saat ini Korut kembali melancarkan serangan dadakan menggunakan rudal nuklir ke Seoul, sistem THAAD belum tentu berjalan efektif.
Apalagi rudal nuklir yang diluncurkan bersamaan dengan rudal-rudal konvensional serta rudal berhulu ledak gas racun dalam jumlah besar. Tidak semua rudal bisa ditangkis oleh sistem THAAD.
Maka, seandainyaada satu saja rudal nuklir Korut berhasil menghantam kota Seoul, akibatnya mengerikan. Akan terjadi malapetaka nuklir yang tingkat kehancuran dan daya bunuhnya dua kalinya bom nuklir yang pernah menghantam Hiroshima dan Nagasaki.
Menurut para pengamat militer AS, kemungkinan Korut menyerang Korsel menggunakan rudal nuklir sangat besar mengingat sifat pemimpin Korut, Kim Jong Un yang sangat labil.
Pemimpin Korut ini dikenalsangat gatal untuk menggunakan rudal nuklirnyaalias trigger happy.