Intisari-Online.com - Di bawah rumah panggung yang terbuat dari kayu, terlihat beberapa anak kecil sedang bermain mobil-mobilan. Beberapa anak kecil beberapat kali tertawa ketika mobil mainannya terjatuh ketika ditarik dengan tali rafia.
(Ingin Beli Smartphone Asus yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Bocah-bocah itu terlihat sangat menikmati permainan mobil-mobilan yang terbuat dari plastik. Demikian pula, dengan seorang bocah bernama Fardan Ramadhan (5) yang juga ikut bermain mobil-mobilan bersama beberapa teman sebayanya.
Sepintas tidak terlihat perbedaan dengan bocah lainnya, namun ketika melihat kedua bola mata Fardan nampak berbeda dengan mata anak-anak lainnya. Kedua bola mata Fardan berwarna biru.
(Empat Bayi Singa Putih Bermata Biru yang Sangat Langka Lahir di Republik Krimea?)
Saat ditemui di rumahnya di Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Buton, Sulawesi Tenggara, Fardan tidak terlihat malu ketika disalami dan dipotret bersama sejumlah wartawan.
Kedua orangtua Fardan, Diana S dan Faisal Amorale, terlihat senang dan bangga ketika sejumlah media bergantian memotret buah hatinya tersebut.
Menurut ibu Fardan, Diana S, mengatakan, kedua bola mata anaknya sudah berwarna biru sejak lahir. Awalnya ia merasa cemas dan khawatir yang dikiranya adalah penyakit.
“Saat dia lahir, saya lihat matanya biru, bidan nanya kenapa tuh matanya. Saya bawa ke dokter, jangan sampai penyakit mata. Tapi dokter bilang bukan, kalau sakit mata warna merah, sedangkan anak saya biru jadi bukan penyakit,” kata Diana, Selasa (14/3/2017).
Diana menambahkan, dalam keluarganya tak ada yang mempunyai mata berwarna biru selain anaknya sendiri Fardan. Demikian pula dengan mata ayahnya, Faisal Amorale (50) yang memiliki bola mata warna hitam.
Faisal mengaku mata biru yang terdapat pada anaknya merupakan turunan gen dari keluarga orangtuanya, Amorale.
“Keluarga saya yang ada di Morowali, Sulawesi Tengah, juga memiliki mata biru, namun setengah saja biru satunya hitam. Menurut sejarah keluarga kami, nenek moyang kami orang eropa,” ucapnya.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR