Advertorial

Sempat Jadi Petarung Kelas Dunia, Lalu Turun Jadi Asisten, Kini Atlet Muda Ini Siap Mengharumkan Indonesia

Afif Khoirul M
Moh. Habib Asyhad
Afif Khoirul M
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-online.com - Di balik sebuah keberhasilan ada perjuangan besar yang pernah ditempuh seseorang.

Mungkin hal itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan pencapaian atlet muda asal Indonesia ini.

Ceyco Georgina Hutagalung atau lebih akrab disapa Ceyco adalah salah satu atlet muda yang berhasil menjadi juara dunia karate pada level Junior.

Namun, pencapaian itu tak lantas membuat Ceyco berpuas diri, ia mengaku masih mempunyai banyak impian yang harus diraihnya.

Baca Juga:Belum Genap Berusia 20 Tahun, 4 Atlet Indonesia Ini Sudah Dipersiapkan Tampil di Asian Games 2018

Mendekati Asian Games 2018, yang digelar di Jakarta-Palembang, Ceyco adalah salah satu atlet yang ditunjuk untuk mentas pada ajang ini.

Seperti dikutip dari Juara.net target utamanya adalah membawa medali emas Asian Games 2018.

"Target utama saya adalah meraih emas di Asian Games(AG) 2018!," kata Ceyco mantap.

Jika melihat pencapaian Ceyco yang begitu gemilang, rupanya ada sebuah perjuangan besar yang sempat dilakukan Ceyco.

Baca Juga :Berangkat ke Surabaya untuk Bertanding, Atlet Malaysia Pasang Bendera Indonesia Terbalik

Seperti di wartakan Hai Online Ceyco tidak pernah diperkenankan untuk ikut tampil pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) meski ia pernah juara dunia.

Hal itu dikarenakan usianya yang masih 18 tahun pada saat itu, namun tekatnya yang kuat tidak menyurutkannya untuk ikut terlibat dalam pentas kejuaraan karate pada Pekan Olahraga Nasional.

”Latihan itu kayak ngasah mata pisau. Kalau rajin diasah lama-lama bakal tajem, tapi kalo nggak diasah, bisa tajemnya segitu aja atau malah tumpul,” bijak penyuka bakso yang akhirnya tetap ikut PON meski bukan sebagai atlet.

”Aku tetap ikut sebagaiofficial,jadi pendampingnya atlet senior gitu."

Baca Juga :Advent Bangun, Jadi Atlet Karate Setelah Babak Belur Dihajar 30 Preman Tanjung Priok yang Beringas

Aku nemenin mereka, bantuin kalo mereka butuh peralatan aku yang bawain, mau minum aku yang sediain, kayak babu gitu sih, tapi babunya senior,” kenang Ceyco ketika di PON kota Bandung 2016 silam.

Kata Ceyco, nggak hina menjadi ”babu” untuk atlet senior yang didampinginya. Selama kita mau mengambil pelajaran berharga dari mereka, ada saja yang bisa dipetik oleh seorang atlet karate yang masih diposisi junior sepertinya.

"Untuk itu, Ceyco suka memperhatikan sikap para atlet sebelum mereka menghadapi pertandingan."

Baca Juga :Pedang 'Sakti' Bercabang 7 Ini Dianggap Tak Ternilai, Apa Sih Istimewanya?

"Ngeliat gimana, sih, pengalaman jadi atlet karate, aku belajar soal mengatasi ketegangan sebelum bertanding."

Karena pada kenyataannya, dalam situasi perlombaan atlet pasti bakal merasa tegang karena ajang PON ini digelar empat tahun sekali."

"Mereka udah latihan dan nunggu momen ini, pasevent-nya berlangsung kadang ada rasa takut kalah dan itu wajar, tapi aku belajar untuk meredam ketegangan biar mainnya maksimal," jelasnya.

Ceyco sendiri sewaktu menjadi juara dunia karate juga bukanlah lawan yang enteng, banyak lawan dibuat tak berdaya di hadapannya.

Sebab dirinya sempat mengalahkan lawannya setelah 6 kali bertarung dengan atlet asal India, Jepang, Polandia, Brazil, Hungaria dan Turki.

Artikel Terkait