Advertorial
Intisari-Online.com – Istri Pangeran Harry, Meghan Markle dikabarkan amat frustrasi dengan protokol Istana Kerajaan Inggris yang amat ketat mengatur kehidupannya sejak menikah.
Warga Inggris yang menyaksikan transformasi Meghan dari seorang aktris Hollywood menjadi anggota keluarga kerajaan dengan gelar Duchess of Sussex sebenarnya bisa memaafkan jika Meghan butuh waktu untuk menjalani peran barunya.
Beberapa kali Meghan tampil bersama Ratu Elizabeth II seperti saat meresmikan jembatan baru, menghadiri acara AU Inggris, menjamu Presiden Irlandia bersama sang suami, menemani Kate Middleton di Wimbledon, dan hadir di pembabtisan Pangeran Louis.
Namun, muncul kabar yang menyebut Meghan kebingungan dengan sejumlah aspek kehidupan keluarga kerajaan dan aturan kuno rumah tangga Dinasti Windsor.
Baca juga:Ini Bukti Kalau Meghan Markle Baik Hati Sejak Dulu, Pantas Pangeran Harry Jatuh Cinta!
Seorang sumber kepada People.com megatakan, Meghan menganggap sejumlah aturan kerajaan tak bisa dipahami.
Salah satunya adalah Ratu Elizabeth lebih suka melihat para perempuan anggota keluarganya mengenakan rok atau gaun ketimbang celana panjang.
Sumber itu juga mengatakan, Meghan kerap bertanya kepada suaminya soal aturan-aturan yang menurutnya tak bisa dipahami.
"Saya kira dia sedikit frustrasi, tetapi ini adalah kehidupan barunya dan dia harus menyesuaikan diri," ujar sumber tersebut.
Sebelumnya, Meghan tak pernah sungkan menyuarakan pendapatnya terkait masalah yang dekat dengan kehidupannya.
Namun, protokol istana melarang keluarga kerajaan mengekspresikan pendapat politik mereka. Salah satunya adalah saat seorang politisi Irlandia mengungkapkan pendapat Meghan terkait referendum untuk melegalkan aborsi di negara itu.
"Sungguh menyenangkan bisa bertemu Pangeran Harry dan Duchess of Sussex di kediaman duta besar Inggris," kata Senator Catherine Noone lewat akun Facebook-nya.
"Duchess dan saya membahas hasil referendum yang baru saja digelar. Duchess amat antusias dan senang dengan hasilnya," papar Noone.
Pernyaaan Noone itu kemudian mengundang banyak komentar yang sebagian menyebut Meghan sudah melanggar protokol istana dengan menunjukkan pendapat politiknya.
Padahal, sejak abad ke-17 anggota keluarga kerajaan Inggris dilarang melakukan kegiatan politik termasuk memberikan suara dalam pemilu.
Celakanya, sejak masih belia, Meghan dikenal amat aktif di dunia politik.
Saat baru berusia 11 tahun, Meghan sukses dalam kampanyenya mendorong agar sebuah iklan sabun cuci yang dianggap bias gender diganti.
Pada 2016, Meghan juga mengatakan, dia bakal pindah ke Kanada jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. (Ervan Hardoko)
(Artikel ini telah tayang dikompas.com dengan judul "Ketatnya Aturan Istana Kerajaan Inggris Bikin Meghan Markle Frustrasi”)
Baca juga:Benarkah Persahabatan Kate Middleton dan Meghan Markle Mengulang Sejarah Putri Diana?