Tokek Ini Menelanjangi Diri Saat Ada Bahaya Mengancam

Gloria Samantha
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Animasi ini menunjukkan bagaimana G. megalepis, menggugurkan sisik dan menumbuhkannya kembali
Animasi ini menunjukkan bagaimana G. megalepis, menggugurkan sisik dan menumbuhkannya kembali

Intisari-Online.com - Geckolepis megalepis, salah satu spesies tokek yang belum lama ditemukan, ternyata memiliki cara unik untuk menyelamatkan diri dari musuh atau predator—dengan mengelupas atau menggugurkan kulit bersisiknya.

(Bantu Ibu Melahirkan Tokek, Bidan Ini Dipukuli Rekan Kerjanya)

Dengan sisik yang relatif besar dibandingkan genus tokek lain pada sekujur permukaan tubuhnya, Geckolepis megalepis kerap disebut juga sebagai tokek sisik-ikan. Anehnya, sisik itu hanya melekat sebagian sehingga saat ada ancaman bahaya, bisa digugurkan dengan teramat mudah.

Maka saat mulai merasa nyawanya terancam masuk ke dalam cengkeraman predator, dan ia harus bermanuver menghadapi situasi berbahaya, Geckolepis megalepis akan menyobek sisik hingga tubuh tokeknya terlihat polos dan menjadi merah muda agak berlendir dan berkilat. Bahkan, tanpa sisik tokek nampak seperti ayam tanpa bulu. Namun dengan begitu, ia dapat lolos dari genggaman pemangsa.

(Percayalah, Menyodok Anaconda dengan Tongkat Bukan Solusi Menyelamatkan Diri yang Baik)

Geckolepis megalepis
Peneliti mengatakan, tokek ini memiliki daya regenerasi yang luar biasa cepat. Jaringan kulitnya juga sudah dipersiapkan untuk itu. Juga dikatakan tokek akan mencari perlindungan di tempatlembab dan gelap untukmenumbuhkan kembali sisiknya karena selama proses regenasi masih berlangsung, tokek sangat lemah dan rentan. Sisik akan kembali tumbuh sempurnasetelah beberapa minggu saja, tanpa meninggalkan setitik pun bekas luka.

Geckolepis megalepis merupakan kadal arboreal dan nokturnalendemik Madagaskar dan wilayah Kepulauan Komoro, hidup di formasi karst batu gamping,panjangnya sekitar 7 sentimeter mulai dari bagian ujung hidung sampai ke pangkal ekor.

Dengan mempelajari perilaku ini, menurut peneliti, besar gunanya bagi penelitian medis. Sebab dapat membantu mengembangkan teknik untuk ganti kulit atau skin repair dengan bekas luka yang minimal—bahkan bukannya tidak mungkin hilang tak berbekas.

Artikel Terkait