Setelah 50 Tahun Berjuang, Panda Resmi Tak Lagi Jadi Hewan yang Terancam Punah

Bramantyo Indirawan

Editor

Setelah 50 Tahun Berjuang, Panda Resmi Tak Lagi Jadi Hewan yang Terancam Punah
Setelah 50 Tahun Berjuang, Panda Resmi Tak Lagi Jadi Hewan yang Terancam Punah

Intisari-Online.com – Berwarna hitam dan putih, berasal dari Tiongkok, panda menjadi salah satu hewan yang dicintai oleh dunia. Sebuah organisasi yang bertujuan menyelamatkan kehidupan fauna sendiri menggunakan hewan pemakan bambu ini sebagai logonya.

Muncul berita gembira bagi mereka yang telah memperjuangkan agar panda tidak punah di alam liar. Berkat bantuan organisasi seperti World Wildlife Fund (WWF) dan pemerintahan Tiongkok, status panda telah berubah dari “terancam” menjadi “rentan”.

Perubahan status itu diresmikan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang menjadi lembaga untuk melihat konservasi kehidupan alam di seluruh dunia. Seperti yang dilansir dari news.nationalgeographic.com, Inger Andersen sebagai direktur jendral IUCN menekankan bahwa pertumbuhan panda adalah hasil dari konservasi hewan yang bekerja dengan baik.

Beruang asal Tiongkok ini terus meningkat hingga 17% hingga tahun 2014. Pada tahun 2003, populasi panda yang terhitung mencapai 1.600 ekor kemudian di tahun 2014 telah mencapai 1.864. Sebuah peningkatan signifikan bagi hewan yang telah berada di Bumi selama 2 hingga 3 juta tahun.

Ginette Hemley sebagai wakil presiden konservasi hewan di WWF mengatakan kesuksesan untuk meningkatkan populasi panda ada dua faktor. “Berkurangnya perburuan gelap yang merajalela di tahun 1980an dan ekspansi besar-besaran habitat bagi hewan ini.” Kini Tiongkok telah memiliki 67 wilayah konservasi untuk panda.

“Pulihnya populasi panda menunjukkan apabila sains, keinginan politik, dan terlibatnya komunitas lokal bersatu, kita bisa menyelamatkan kehidupan alam dan juga meningkatkan keragamannya” ungkap Marco Lambertini sebagai direktur jendral WWF.

Organisasi yang dibentuk pada tahun 1961 oleh pelukis dan naturalis bernama Sir Peter Scott ini menjadi organisasi internasional pertama yang dapat bekerjasama dengan Tiongkok. Sejak itu WWF telah melakukan inisiatif untuk menyelamatkan panda beserta habitatnya.

Mereka menghubungkan populasi panda yang terisolasi dan bekerjasama dengan komunitas lokal untuk menciptakan tempat tinggal berkelanjutan. Sebuah upaya yang terbayarkan saat status konservasi berhasil berubah di tahun ini.

Di balik keberhasilan ini, muncul beberapa hewan yang masih atau baru saja terancam punah. Sebut saja gorila timur yang kini terancam kritis dan menuju status kepunahan akibat perburuan gelap. Bahkan di Indonesia pun terdapat orangutan yang juga terancam kritis. Dengan kerjasama dan niat, tentunya kita bisa meniru cara penyelamatan panda agar diterapkan di berbagai hewan seperti kedua primata ini.

(worldwildlife.org/nationalgeographic.com/newsblaze.com/iucnredlist.org)