Intisari-Online.com – Ikan tak hanya mengasup kebutuhan protein dalam tubuh kita saja. Sebenarnya kandungan gizinya juga bisa membantu tubuh untuk melawan peradangan dan menyehatkan sistem kardiovaskular. Selain itu, menurut sebuah studi ikan juga bisa melindungi otak kita dari demensia dan alzheimer.
Menurut Moris, penulis utama studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, konsumsi makanan laut akan lebih bermanfaat bila dikonsumsi oleh kelompok usia tua. Sebab ketika usia bertambah, kadar docosahexaenoic acid (DHA) dalam otak semakin berkurang. Padahal, DHA merupakan molekul yang penting untuk menjaga kesehatan otak.
(Pentingnya Omega 3 dan 6 untuk Gizi Anak)
Di lain sisi, ternyata ada suatu riset lain yang menemukan keajaiban ikan bagi tubuh kita. Riset sekitar tahun 1980 menemukan kalau penduduk asli Greenland, kendati banyak mengonsumsi menu berlemak, kematian sebab jantung koronernya hanya sedikit. Ternyata setelah diselidiki mereka banyak mengonsumsi ikan. Nah, di dalam ikan inilah terdapat kandungan lemak tak jenuh ganda Omega-3. Barulah kemudian diketahui jenis lemak ini merupakan pelindung jantung.
Selain itu, banyak bukti orang yang mengonsumsi ikan sedikitnya sekali seminggu, risiko mati mendadaknya separuh lebih kecil dibandingkan dengan orang yang kurang makan ikan. Oleh sebab itu, kini para dokter menganjurkan pengidap penyakit jatung agar mengonsumsi lebih banyak ikan. Maka tah heran kalau ada ungkapan semakin tua harus semakin mirip dengan kucing. Contohnya seperti nelayan Okinawa, Jepang yang rakus ikan atau seperti pria Italia yang doyan makan kacang.
Karena ikan mengandung protein, masalah gangguan pada darah pun dapat teratasi. Darah dalam tubuh dibentuk dari protein. Kekurangan protein berarti tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi enzim. Protein juga digunakan sebagai alat transpor dalam darah. Ia juga penyeimbang sifat keasam-basaan darah (pH darah), membantu pembuangan sampah metabolisme oleh ginjal, berperan dalam pembentukan jaringan tubuh, hingga pembentukan zat antitubuh (antybody).