Intisari-Online.com- Tingkat radiasi di dalam reaktor nuklir yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Jepang telah mencapai rekor tertinggi. Bahkan krisis nuklir ini lebih dari tiga sampai enam tahun yang lalu. Menurut para ahli, ada hal yang ‘tidak terbayangkan’ jika sampai terkena manusia.
([Foto] Beginilah Wajah Fukushima Empat Tahun Setelah Bencana Nuklir)
Tokyo Electric Power (Tepco), operator pabrik, mengatakan atmosfer di dalam reaktor nomor 2 mencapai 530 sievert dalam satu jam. Ini jauh lebih besar dari rekor sebelunya yang 73 siverts per satu jam. Reaktor nomor 2 adalah salah satu dari tiga reaktor yang mengalami krisis nuklir ketika Jepang lumpuh akibat gempa besar dan tsunami pada Maret 2011.
Membuat lubang berukuran satu meter persegi
Untuk itu, Tepco mengungkapkan analisis baru. Mereka mengatakan untuk membuat sebuah lubang berukuran satu meter persegi di sisi bawah logam bejana reaktor. “Lubang itu dibuat untuk melelehkan bahan bakar nuklir,” ungkap juru bicara Tepco, Tatsuhiro Yamagishi.
(Babi Hutan Teradiasi Ditemukan Mengamuk di Dekat Reaktor Nuklir Fukushima)
Analisis ini dibuat setelah mereka melihat gambar yang diungkap untuk pertama kali setelah bencana. Di sana terlihat ada benjolan hitam di bawah reaktor nomor 2. Para ahli percaya jika materi gelap akan melelehkan batang bahan bakar uranium.
Tepco juga telah mengirim robot yang dikendalikan dari jarak jauh untuk memeriksa kondisi sebenarnya. Walau Tepco sadar jika sudah pernah ada robot lainnya yang hancur atau telah mengalami kondisi beracun dari area reaktor.
(Tak Ingin Seperti Fukushima, Jerman Mulai Hentikan Penggunaan Nuklir dan Beralih ke Kincir Angin)
Tapi kali ini, Tepco tidak mau gegabah. Mereka telah merancang sebuah robot yang mampu menahan paparan 1.000 sievert. Berarti hanya bisa bertahan selama kurang dari dua jam dari tingkat radiasi yang tinggi dan berbahaya.
Tantangan terbesar dalam sejarah tenaga nuklir
Sudah diketahui bersama jika radiasi nuklir sangat berbahaya. Terutama terhadap ribuan pekerja yang terlibat dalam pembongkaran pembangkit listrik. Apalagi proses ini memakan waktu sekitar empat deckade.
Menurut seorang pejabat dari National Institute of Science Radiology, mereka memberikan gambaran tentang tingkat keparahan akibat radiasi nuklir. Dosis radiasi yang hanya 0,1 sieverts sudah secara signifikan meningkatkan risiko kanker. Dosis tunggal ini cukup penyebabkan gejala seperti mual, infertilitas, hilangnya rambut, dan katarak.
Sedangkan paparan lima sieverts bisa membunuh setengan dari mereka yang terpapar dalam waktu satu bulan. Dan 10 sieverts bisa berakibat fatal dalam beberapa minggu.
Setelah enam tahun pasca bencana gempa dan tsunami, Tepco dan mitra bisnisnya di pabrik Fukushima Daiichi belum mengidentifikasi lokasi dan kondisi bahan bakar yang meleleh di tiga reaktor nuklir yang rusak paling parah.
Tapi pemerintah telah memperkirakan biaya bagi daerah yang terkontaminasi. Serta membayar kompensasi sekitar 190 miliar US Dollar. Hampir dua kali lipat daripada tahun 2013.
Sayangnya, menurut Yosuke Yamashiki, doctor of engineering dari Universitas Kyoto berkata jika pun mereka berhasil membersihkan kekacauan nuklir ini, pengurangan radiasi nuklir tetap mekana ratusan hingga ribuan tahun.