Advertorial
Intisari-Online.com – Ketika seseorang hilang, investigasi langsung dilakukan untuk menemukan orang tersebut.
Pasalnya, semakin waktu berjalan, makin sedikit bukti atau tanda-tanda yang menuju pengungkapan kasusnya.
Seperti yang terjadi pada 1983 ketika seorang kapten AU Amerika Serikat hilang misterius tanpa jejak.
Semakin waktu berlalu, para pencarinya kehilangan harapan yang bahkan bisa menutup kasus tersebut.
Baca juga:Dipenuhi Aksi Teatrikal 'Gila,' Prosesi Pemakaman Ini Lebih Mirip Pesta
Kisah berawal pada Juli 1983, Kapten AU William Howard Hughes Jr. menelepon ibunya.
Ia mengabarkan akan ke Belanda selama 2 minggu untuk liburan.
Ia tidak mengatakan secara rinci tetapi hanya mengatakan akan pulang ke rumah mereka di Kirkland, New Mexico, pada 1 Agustus.
Pria berusia 33 tahun dari Seattle, Washington, itu bekerja sebagai seorang analis pengintaian analis di Pusat Uji Operasi dan Evaluasi Angkatan Udara di Kirtland.
Spesialisasi Hughes adalah pengintaian radar dan punya izin keamanan rahasia tingkat tinggi.
Hughes ditempatkan di markas AU Kirtland sejak 1981.
Pekerjaannya meliputi perencanaan dan menganalisa kontrol, perintah, dan sistem pengawasan komunikasi NATO yang sangat rahasia.
Pada Juli 1983, pria itu ditugaskan sementara di Belanda dan berangkat seperti direncanakan pada 17 Juli 1983.
Selama di Belanda, Hughes sebenarnya bukan berlibur, tetapi dikirim untuk bekerja bersama NATO untuk sistem Peringatan Udara dan Kontrol Komunikasi yang baru.
Teknologi baru ini dirancang untuk digunakan dalam pengintaian, komando dan kontrol, manajemen perang satelit, dan komunikasi.
Setelah tugas di Belanda ini, Hughes seharusnya kembali bertugas di Kirtland pada 1 Agustus 1983.
Hanya saja, 1 Agustus tiba dan berlalu, kapten yang masih lajang itu tidak muncul lagi di kantornya.
Dalam beberapa hari dan kemudian minggu, ketidak hadiran Hughes yang tiba-tiba dan misterius terungkap sudah, dan investigasi disusul pencarian jejaknya pun dilakukan.
Para penyelidik menemukan mobil sang kapten di parkiran Bandara Internasional Albuquerque.
Mobil itu diparkir di sana ketika ia pergi ke Belanda.
Ketika rumahnya digeledah, penyelidik menemukan daftar hal-hal yang akan dikerjakannya dan daftar buku yang akan dibacanya.
Namun, mereka tidak mendapatkan petunjuk apapun dari sana.
Kemudian penyelidik menyelidiki kembali beberapa jejak Hughes setelah kembali ke New Mexico dari Belanda.
Mereka menemukan jejak yang memperlihatkan pria itu menarik uang tunai sebesar 28.500 dolar atau Rp399 juta dari rekening banknya di 19 cabang bank yang berbeda.
Walaupun pencarian dilakukan di seluruh negara bagian, petugas hukum gagal melacak keberadaan Hughes.
Baca juga:Sudah Ada Sejak 1700 Tahun yang Lalu, Inilah 3 Fakta Tentang Kaos Kaki
Fakta pria itu menarik banyak uang membuat penyelidik yakin bahwa ia menyeberang ke pihak lain atau diculik.
Meskipun demikian, keluarga Hughes bersikeras bahwa anak mereka tidak akan pergi tanpa mengatakan pada mereka atau meninggalkan pesan singkat.
“Kami tidak merasa ia hilang dengan sukarela,” kata Christine, satu dari empat saudari Hughes.
Menurut Christine, kakaknya tidak pernah hilang secara sengaja karena itu benar-benar bukan karakternya.
Sampai 8 Desember 1983, bagaimanapun tidak ada tanda-tanda keberadaan Hughes dan Angkatan Udara menyatakan ia desertir.
Sementara waktu berlalu, keluarga Hughes tidak ragu bahwa kakak mereka dibawa bukan keinginannya.
Yang lainnya percaya Hughes menyeberang ke Uni Soviet atau dibawa oleh agen Soviet karena punya izin tingkat tinggi.
Di tahun-tahun berikutnya, ada kekacauan di NASA yang membuat beberapa orang berspekulasi.
Mereka menduga Hughes membantu Soviet menyabotase misi NASA, seperti bencana pesawat antariksa Challenger pada 1986.
Menurut Tad Szulc, kecelakaan yang terjadi di Prancis dan Amerika punya pola aneh, dikelilingi kejadian aneh dan peristiwa tak terjelaskan.
Hal itu termasuk penyeberangan nyata ke Uni Soviet pada 1983 oleh ahli AU AS akan prosedur roket yang bisa hancur sendiri.
Sekadar tahu, Tad Szulc adalah seorang koresponden luar negeri untuk The New York Times.
“Huhes berharga emas seberat tubuhnya bagi Rusia dalam ‘Perang Bintang’ di masa depan,” kata seorang intelijen yang tidak disebutkan namanya kepada Tad Szulc.
Meskipun demikian, selama bertahun-tahun kemudian tidak ada indikasi yang menginformasi keberadaan Hughes, yang bahkan semakin sedikit.
Kasus hilangnya Kapten Hughes yang misterius tidak ditutp, tetapi lama-lama menjadi dingin.
Para penyelidik tidak pernah menemukan apa yang terjadi seiring waktu berlalu.
Setelah 35 tahun berlalu, ternyata miseteri hilangnya Hughes mendapat titik terang pertama akan kasusnya.
Dilansir dari Life Daily, pada Juni 2018, pihak berwenang federal menemukan beberapa ketidakcocokan dari identitas seorang pria di California.
Baca juga:Piala Dunia 2018 Berakhir: Siapakah atau di Manakah Nenek Moyang Permainan Bola?
Pria itu bernama Barry Timothy O’Beirne.
Pria itu dibawa untuk ditanyai sebagai bagian dari penyelidikan paspor palsu.
Pihak berwajib berharap mendapatkan beberapa jawaban tentang ketidak konsistenan dokumen-dokumen.
Ternyata, mereka mendapatkan lebih banyak dari yang mereka bayangkan.
Ketika penyelidik mengkonfrontasi Barry, pria itu mengaku bahwa identitasnya palsu.
Ia bilang nama sebenarnya adalah William Howard Hughes Jr., kapten AU yang hilang.
Menurut Hughes, ia membuat sebuah identitas palsu dan tinggal di California sejak ia menghilang.
Ia menjelaskan bahwa di awal-awal kehilangannya, ia depresi di AU dan memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya dan menciptakan sebuah kehidupan baru.
Begitu di California, ia mendapat pekerjaan sebagai seorang konsultan untuk University of California.
Para kenalan dan rekan kerja Hughes memanggilnya sebagai ‘Tim’.
Baca juga:Kuburan Berusia 38 Ribu Tahun Ini Simpan Senjata dan Sesajen Penghantar Jenazah Lainnya
Mereka sangat kaget ketika mengetahui kebenaran tentang rekan kerja mereka yang pintar, lucu, dan baik itu.
“Ya, Tuhan, itu Tim. Ini sulit dipercaya, tetapi itu dia!” kata Judy Boyette, seorang mantan rekan kerjanya.
Sejak tertangkap, Hughes dikenakan tuduhan desersi dan dibawa ke Markas AU Travis di California sambil menunggu diproses.
Ia menghadapi hukuman kurungan hingga 5 tahun kurungan, mungkin juga denda, dan diberhentikan dengan tidak hormat dari AU.
Untuk saat ini, kasusnya masih diperiksa.
Sementara pihak AU melalui jurubicaranya, Linda Card, mengatakan tidak ada indikasi Hughes punya informasi atau memberikan informasi.
Sebelum mereka mendapatkan keseluruhan ceritanya, belum ada yang bisa dikatakan.