Advertorial

Dipenuhi Aksi Teatrikal 'Gila,' Prosesi Pemakaman Ini Lebih Mirip Pesta

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Dua ribu tahun yang lalu, pemakaman bukanlah hal yang tenang dan muram seperti sekarang.

Prosesi pemakaman Romawi Kuno bahkan disebut sebagai karnaval dengan berbagai musisi, aktor, dan lain-lain yang tumpah ruah di jalanan.

Pemakaman dimulai dengan prosesi di mana sekelompok orang akan turun ke jalan membawa mayat dari nekropolis untuk dikremasi.

Bahkan sebagai tanda penghormatan, massa itu disewa sebanyak-banyaknya dan sebesar mungkin.

Baca Juga:Maksud Hati Ingin Curhat eh Fatmawati Malah Ditembak Bung Karno dengan Pernyataan Cinta

Pertunjukan itu dianggap sebagai penanda bahwa banya orang yang mencintai mendiang.

Semakin kaya mendiang, akan semakin ramai prosesi pemakamannya.

Sedangkan bagi yang kurang mampu mungkin hanya mampu membayar satu orang sebagai peniup peluit.

Disewa Untuk Berduka

Ada juga orang yang bertugas untuk meraung-raung sedih.

Saking berlebihannya, Roma hingga membuat undang-undang yang melarang pelayat sewaan ini untuk mencabik-cabik rambut dan menggaruk-garuk wajah mereka sendiri.

Baca Juga:(Foto) Misterius, Inilah 7 Penampakan Luar Angkasa yang Berhasil Terekam Kamera NASA

Disewa Untuk Meniru

Di belakang para pelayat yang berduka tadi, ada kelompok peniru.

Mereka disewa untuk menjadi aktor yang memerankan mendiang.

Mereka akan mengikuti arak-arakan di jalan, melambaikan tangan kepada orang-orang di sisi jalan, mengenakan topeng wajah mendiang.

Mereka berlaku dan bertingkah seakan-akan sang mendiang, namun bukan selalu sanjungan, mereka juga bisa mengolok-olok.

Misalnya mengolok-olok kebiasaan kaisar Roma semasa hidupnya.

Prosesi pemakaman Julius Caesar dan Kaisar Julian pun menyewa para peniru ini.

Itu adalah tanda keberhasilan untuk memiliki aktor untuk memperlihatkan orang seperti apakah Anda.

Orang-Orang Berpakaian Sebagai Leluhur Mati Akan Menghadiri PemakamanTidak hanya akan ada seorang pantomim yang disewa meniru almarhum, tetapi akan ada seluruh prosesi orang berpakaian seperti semua orang di keluarganya.

Mereka disebut “imagines,” mereka akan mengenakan pakaian semasa hidup yang ditirunya dan berada di belakang peniru mendiang.

Ketika keluarga itu tiba di nekropolis, tempat pemakaman yang sesungguhnya diadakan.

Akkan ada deretan kursi gading yang menunggu para aktor.

Baca Juga:Hanya karena Cinta, Gadis Cantik Rusia Ini Sudi Nikahi Pekerja Tambang Miskin Asal China

Pemakaman

Pergi ke pemakaman adalah pertunjukan yang luar biasa konyol, penuh dengan aktor, musisi, dan lelucon.

Lebih seperti pesta daripada pemakaman dan lebih meriah dibanding pesta pernikahan.

Tetapi pemakaman itu masih merupakan momen penghormatan, ada waktu untuk membuat orang mati beristirahat.

Begitu mereka mencapai nekropolis, semuanya menjadi tenang.

Keluarga akan menonton dan menunggu sementara orang yang dicintai yang mereka hilang dibakar.

Mereka juga menyampaikan kata-kata terakhir mereka kepada yang pergi.

Setelah selesai, topeng-topeng yang dipakai peniru akan disimpan di rumah keluarga dan akan dipamerkan hari-hari libur keagamaan.

Topeng itu juga akan digunakan kembali pada pemakaman lain dari anggota keluarga.

Baca Juga:Menjadi Senjata Rahasia Melawan Roma, Siapakah Sosok Cantik Bernama Veleda yang Punya Bakat Jadi Cenayang Itu?

Artikel Terkait