Intisari-Online.com- Setelah Google yang menyiapkan dana krisis 4 juta US Dollar (Rp53,5 miliar) untuk masalah imigrasi, kali ini Uber melalui CEO-nya, Travis Kalanick yang berjanji menyiapkan dana pertahanan 3 juta US Dollar (Rp40 miliar).
Melalui akun Facebook-nya, Kalanick menuliskan, “Pada Uber, kami selalu percaya berdiri untuk apa yang benar. Hari ini kami membutuhkan bantuan Anda untuk mendukung driver yang mungkin terkena dampak larangan imigrasi.”
(Tanggapi Masalah Imigrasi, Google Siapkan Dana Krisis 4 Juta US Dollar)
Tidak hanya itu, Kalanick juga berjanji mengimbangi driver yang terjebak di luar negeri karena larangan imgrasi. Ia menjanjikan akan mengirim pengacara dan ahli imigrasi serta bantuan hukum 24/7.
Terakhir, dalam akun Facebooknya itu, Kalanick juga mendesak pemerintah untuk mengembalikan hak warga AS untuk perjalanan – apapun negara asal mereka – sesegara mungkin.
Aksi Kalanick ini menjadi salah satu respon atas larangan Presiden Trump soal imigrasi serta keputusan Uber untuk terus melayani penumpangnya dari bandara John F. Kennedy selama aksi pemogokan taksi di sana.
(7 Orang Ini Jadi “Korban Pertama” Kebijakan Imigrasi Trump)
Tapi di lain pihak, pernyataan Kalanick ini dikritik oleh beberapa orang. Mereka menganggap pernyataan Kalanick ini adalah buntut dari hastag #DeleteUber yang menjadi trending di Twitter. Apalagi ada beberapa masyarakat yang memposting telah menghapus aplikasi Uber dari smartphone mereka.
Hal ini ditambah oleh Lyft, saingan Uber yang juga telah mengeluarkan pernyataan yang lebih kuat terkait imigrasi. Melalui kepala eksekutif perusahannya, Lyft mengumumkan akan menyumpang 1 juta US Dollar (Rp13,3 miliar) untuk American Civil Liberties Union.