Intisari-Online.com- Perusahaan search-engineraksasa,Google telah membuat dana krisis 2 juta US Dollar (Rp26,6 miliar) untuk karyawan dan 4 juta US Dollar (Rp53,3 miliar) untuk empat organisasi bagian imigrasi, American Civil Liberties Union, Immigrant Legal Resource Center, International Rescue Committee, dan UNHCR.
Ini merupakan kampanye dana krisis terbesar yang pernah ada. Bahkan, secara terpisah perusahaan juga akan memberikan uang secara individu tergantung penyebabnya.
(Donald Trump )
Kampanye ini diungkapkan dalam sebuah memo oleh CEO Google, Sundar Pichai dan telah dikonfirmasi juru bicara Google sendiri.
Bantuan Pichai ini juga terkait keberatannya terhadap kontroversial Presiden Trump tentang larangan imigrasi. Bahkan CO-founder Google, Sergey Brin ikut berpartisipasi dalam protes di Bandara Internasional San Fransisco.
Tidak hanya Google, beberapa perusahaan raksasa teknologi dunia seperti Apple, Microsoft, Netflix, Uber, Airbnb, dan Tesla Motors telah mengecam kebijakan ini. Menurut mereka, kebijakan ini bisa menganggu bisnis perusahaan teknologi karena mereka sangat bergantung pada pekerja asing.
(Alasan Warga AS Cemas Setelah Tahu Donald Trump Masih Gunakan Smartphone Lama)
“Kami khawatir jika dampaknya mempengaruhi Google dan keluarga serta menghambatan membawa bakat besar ke Amerika Serikat,” ucap juru bicara Google. Google sendiri akan terus membuat pandangan tentang masalah ini dan telah diketahui oleh para pemimpin di Washington.
Presiden Trump telah memberikan beberapa perintah setelah ia resmi menjadi presiden AS. Seperti perintah untuk menunda masuknya semua imigran ke Amerika Serikat selama 120 hari, menghenikan penerimaan pengungsi dari Suriah tanpa batan waktu, dan masuknya bar selamaa tiga bulan ke negara-negara mayoritas muslim seperti Irak, suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman.
(Gara-gara Donald Trump, Novel 1984 Karya George Orwell Mendadak Jadi Best-Seller)
Sayangnya perintah itu membuat Microsoft, Uber, Apple, dan Google meradang. Sebab, bagaimana dunia teknologi bisa bekerja dengan baik jika ada larangan imigrasi.
Lalu CEO Airbab, Brian Chesky dengan tegas menolah kebijakan Trump ini. “Saya amat tidak setuju dan itu merupakan hambatan langsung ke misi kami di Airbnb,” ujarnya. Diketahui, jika Airbnb menawarkan perumahan gratis untuk pengungsi. Jadi, jika ada pembatasan pengungsi maka misi perusahaan ini juga terpengaruh.