Donald Trump Menang, Situs Imigrasi Kanada Langsung 'Crash'

Moh. Habib Asyhad
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

pemilu AS
pemilu AS

Intisari-Online.com -Kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden di Amerika Serikat langsung berefek domino. Yang paling baru, situs imigrasi Kanada langsung jebol tak lama setelah nama Trump unggul dari Hillary.

Dari pantauan Huffington Post, situs ini telah bekerja dengan sangat ngoyo sepanjang malam pemilihan ini. Belum ada komentar apa-apa dari otoritas berwenang di Kanada.

Perdana Menteri Justin Trudeau, pada Maret lalu, memang sempat berujar bahwa Kanada siap menampung lebih banyak imigran jika Trump menang. Mungkin karena itu semua imigran berbondong-bondong ingin masuk ke Kanada.

“Cape Breton sungguh indah, sepanjang waktu sepanjang tahun,” ujar Trudeau waktu itu dengan senyumnya yang khas. Cape Breton sendiri adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai Kanada yang berhadapan langsung dengan Samudera Atlantik.

Orang-orang Kanada, masih menurut Huffington Post, bagaimanapun juga, kurang sepakat dengan ide Perdana Menteri-nya itu. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan belum lama ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kanada menentang ide Trudeau ini. Dan oleh sebab itu, berdasar jajak pendapat itu, mayoritas penduduk Kanada berharap Hillary Clinton terpilih sebagai presiden Amerika Serikat.

Orang Kanada berharap Hillary Clinton menjadi Presiden AS
Orang Kanada berharap Hillary Clinton menjadi Presiden AS
Orang Kanada berharap Hillary Clinton menjadi Presiden AS

“Pemilu ini telah begitu memecah belah bagian selatan Kanada yang dekat dengan perbatasan. Banyak yang cemas dengan hasilnya,” ujar Quito Maggi, presiden lembaga yang melakukan jajak pendapat itu.

The Global and Mail, salah satu koran besar di Kanada, telah menerbitkan sebuah editorial penuh permohonan berjudul “Dear America: Please don’t vote for Donald Trump.”

“Awalnya, kami pikir Trump adalah fase yang akan kalian lalui,” editorial itu dibuka. “Pemilu AS ini, tidak seperti sejak Perang Dunia II, saatnya Trump istirahat. Pemerintah asing tidak ingin campur tangan dalam demokrasi, sehingga mereka tidak bisa mengatakan apa yang benar-benar mereka pikir tentang Trump. Tapi kami bisa. Kami ketakutan.”

slide 8 to 10 of 6