Advertorial
Intisari-Online.com -Di Amerika Serikat, kasus pria yang diserang secara seksual juga terjadi sesering dengan kasus yang dialami wanita.
Statistik menunjukkan, antara 2010 hingga 2012, 1,267 pria dan 1,270 wanita mengaku sebagai korban kekerasan seksual.
Selama bertahun-tahun, definisi kita tentang "kekerasan seksual" telah terbentuk untuk mengatakan bahwa pria tidak dapat menjadi korban.
Dan, kasus-kasus berikut menjadi cerminan di mana pria yang menjadi korban perkosaan tidak mendapatkan perlakuan yang sama dengan wanita.
BACA JUGA:10 Kalimat Kontroversial yang Pernah Diucapkan Cristiano Ronaldo Ketika Masih Berseragam Real Madrid
Tidak percaya? Ini berikut contoh kasusnyadilansir dari Listverse.
1. Sepasang Kekasih
Pada Bulan Juni 2018 ini, seorang wanita bernama Samantha Ray Mears ditangkap karena menyerang mantan pacarnya dengan pisau dan memaksanya untuk berhubungan seks dengannya.
Mears lantas memperkosanya sembari mengancam pacarnya dengan pisau.
Beruntung, korban berhasil menelepon layanan darurat dan mengambil beberapa foto yang memperlihatkan Mears sedang mengancamnya dengan pisau.
Korban juga memiliki bukti bekas gigitan ditubuhnya.
Mears memang akhirnya ditangkap, namun ia hanya dijatuhi tuduhan atas perampokan disertai dengan serangan senjata, juga perbuatan tidak terkendali.
Tetapi polisi tidak menuntutnya dengan pemerkosaan.
Mereka bersedia mengadili Mears karena mengikat seorang pria, memaksanya untuk menanggalkan pakaiannya, dan menyerangnya dengan pisau.
Namun, polisi tidak mau percaya bahwa pria itu tidak setuju untuk berhubungan seks.
2. Guru dan Murid
Bahkan untuk kasus seperti ini, ada pula orangtua yang justru tidak berpihak pada anaknya.
Itulah yang terjadi ketika seorang guru kelas delapan, Alexandria Vera tertangkap berhubungan seks dengan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun.
Secara hukum, itu adalah pemerkosaan. Vera hampir dua kali lipat dari usia anak laki-laki itu dan dia adalah gurunya.
Dengan setiap interpretasi hukum, dia adalah pemangsa seksual dan anak laki-laki itu adalah korbannya.
Tetapi, orangtua si anak justru mendukung hubungan mereka, mereka memnganggap perlakuan penganiayaan sebagai hubungan romantis.
Mereka akhirnya mengaku pada polisi, sepenuhnya sadar tahu anaknya 'tidur' dengan gurunya sendiri.
Mengingat usia anak laki-laki yang masih kecil, dia juga tidak mengerti bagaimana dampak yang akan dialaminya.
Vera hamil dan anak laki-laki tersebut harus dibebankan untuk membayar tunjangan atas anaknya kelak.
Namun, ketika layanan anak datang untuk menemui Vera, dia telah menggugurkan kandungannya sebagai cara untuk menghilangkan bukti.
BACA JUGA:Juventus Beli Cristiano Ronaldo Bukan Untuk Buru Gelar Juara, Ini Alasan Sesungguhnya
3. Pria dan Teman Istrinya
Seorang pria yang tidak disebutkan namanya menceritkan kisahnya di internet tentang bagaimana dia diperkosa oleh teman istrinya.
Dia tertidur setelah mengikuti sebuah pesta dan bangun menemukan teman istrinya melakukan hal tidak senonoh padanya.
Dia mencoba memberitahu teman dan istrinya tentang kejadian tersebut namun tidak ada yang percaya, dan mengira apa yang mereka lakukan justru karena suka sama suka dan bukan perbuatan pemerkosaan.
Seorang wanita bahkan meninju wajah pria itu atas pernyataannya yang mengaku telah diperkosa.
Dia kehilangan segalanya.
"Saya tidak bergaul dengan orang-orang itu lagi," kata pria itu. “Saya bercerai, Saya tidak pernah melihat teman saya (yang istrinya bertanggung jawab) lagi."
"Saya kehilangan banyak hal karena 'perempuan tidak bisa dituduh memperkosa laki-laki," pungkasnya.
BACA JUGA:Tidak Ada Korea Utara, Inilah 10 Negara dengan Angkatan Laut Terbaik dan Paling Kuat di Dunia