Kasus Pembunuhan Purbalingga Mulai Terlacak dari Sisa Bakpia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Kasus pembunuhan Purbalingga yang menggemparkan warga
Kasus pembunuhan Purbalingga yang menggemparkan warga

Intisari-Online.com -Setelah sempat menemui jalan buntuk, kasus pembunuh keji terhadap pasangan nenek dan cucuk di Purbalingga akhirnya mulai menemui titik terang. Menurut kepolisian setempat, kasus pembunuhan Purbalingga itu mulai terlacak dari sisa bakpia yang ada di ruang tamu.

Kedua korban itu adalah Eti Sulastri (65) dan Hanani Sulma Mardiyah (24).

Petunjuk baru ini ditemukan setelah kepolisian melakukan dua kali olah tempat kejadian pertakara (TKP) dan autopsi kedua korban. Dari hasil autopsi, seperti ditulis Tabloid Nova, diketahui bahwa mendiang Hanani mengalami luka akibat benda tumpul di kepala bagian belakang. Sementara pada leher korban terdapat luka yang menjadi sebab kematiannya.

(Pembunuhan Pulomas: Melihat Peran Masing-masing Perampok dalam Pembunuhan Pulomas)

Sementara Eti Sulatri mengalami patah rahang yang diduga karena pukulan. Nenek itu juga mengalami luka pada lehernya. “Melihat hasil visum, kemungkinan korban dipukul dulu, baru dibunuh,” kata Kapolres Purbalingga, AKBP Agus Setyawan Heru Purnomo, Kamis (12/1), kepada Tribunnews.com.

Agus menjelaskan, Polres Purbalingga telah membentuk dua tim untuk mengungkap kasus tersebut. Satu tim ditugaskan untuk menangani soal administrasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), satu tim lainnya difokuskan untuk mengejar pelaku.

“Kami juga di-back-up Polda Jateng untuk mengungkap kasus ini. Kami sedang mengejar orang yang diduga pelaku pembunuhan. Sudah ada indikasi kuat ke arah itu,” katanya.

Meski demikian, motif pembunuhan sampai kini belum diketahui. Yang jelas, kata Agus, tidak ada indikasi perampokan di rumah itu karena tidak ada barang berharga korban yang hilang. Kalung emas yang dikenakan Eti Sulatri masih utuh. Sementara kunci pintu juga tidak rusak. Rumah korban juga terbilang sederhana.

Pelaku diduga kuat adalah tamu yang bertandang ke rumah korban, sebelum melakukan aksi pembunuhan. Segelas minuman mineral masih tersaji di atas meja tamu, setelah kejadian. Di sebelah minuman itu, terdapat bakpia dihidangkan di piring.

“Kalau pelaku sempat bertamu, kemungkinan dia kenal dengan korban,” katanya.

Artikel Terkait