Status peringatan di wilayah lain dicabut mengingat hujan sudah mereda. Lebih dari 50.000 anggota tim penyelamat, polisi, dan personel militer diterjunkan.
Beberapa warga mengungkapkan, rumah mereka hancur dan jalanan di sekitar rusak.
"Rumah saya hanyut dan hancur total," kata seorang warga Toshihide Takigawa.
"Saya berada di dalam mobil dan banjir bandang mengarah ke saya dari depan dan belakang, dan kemudian seperti menelan jalanan," kata seorang warga lain, Yuzo Hori.
Di beberapa titik, tim penyelamat menggunakan perahu dan helikopter untuk mengangkut warga ke tempat yang aman.
Beberapa produsen besar, termasuk Daihatsu dan Mitsubishi menghentikan operasional pabrik di wilayah yang terkena bencana.
Banjir bandang dan tanah longsor menjadi krisis terkait hujan paling mematikan di Jepang sejak 2014. Pada tahun itu, setidaknya 74 orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan hujan deras di wilayah Hiroshima. (Veronika Yasinta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir di Jepang Tewaskan 48 Orang, Upaya Evakuasi Berpacu dengan Waktu".
Baca juga: Melarat, Sindikat Yakuza Kini Harus Bertahan Hidup dengan Mencuri Buah
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR