Intisari-Online.com- Sindikat kriminal Jepang bawah tanah Yakuza kini tengah mengalami kesulitan ekonomi luar biasa.
Hal itu pulalah yang mendoron mereka untuk menjadi pencuri buah-buahan dan juga teripang.
Hasil curian itu kemudian akan dijual ke toko atau pedagang pasar yang tidak terlalu banyak bertanya.
Memiliki reputasi sebagai bandit dan lebih terkenal karena tato serta kesediaan mereka untuk membuat onar.
Dahulunya Yakuza menghasilkan uang dari melakukan pemerasan, perjudian ilegal, prostitusi, dan transaksi obat-obatan terlarang.
Namun kini keadaan menjadi lebih sulit bagi mereka karena kebijakan negara yang memberantas kriminalitas.
Minimnya keterampilan kerja dan catatan kepolisian juga menyulitkan para anggota Yakuza.
Ini membuat mereka memilih untuk melakukan pencurian saja.
Baca Juga: Tragisnya Nasib Adolfina yang Selalu Dipukuli Suaminya Setiap Mendapat ‘Like’ di Facebook
Keanggotaan dari berbagai kelompok dunia bawah Jepang menurun ke titik terendahnya hingga 34.500 pada tahun 2017.
Menurut Badan Kepolisian Nasional, itu adalah data statistik yang menunjukkan jumlah terendah selama 13 tahun terkahir jika dikompilasikan dengan data tahun 1958.
Di seluruh Jepang, keanggotaan Yakuza turun sekitar 4.600 dari tahun sebelumnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR