Advertorial

Jopok, Mafia Seram Dari Korea yang Tak Kalah Nekat Dari Yakuza

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Intisari-online.com - Jika mendengar nama mafia atau gangsters di Asia mungkin sebagian besar orang akan terlintas sosok geng terkenal asal Jepang, Yakuza.

Tak bisa dipungkiriYakuza adalah salah satu mafia besar dan berbahaya di dunia, namanya sudah melekat dan melegenda sejak zaman samurai, di negeri matahari terbit.

Nama besar Yakuza hingga kini masih menggema dan sosok-sosok anggotanya masih sering terlihat dengan jelas, lalu bagaimana dengan Korea Selatan ?

Walau tak sterkenal Yakuza, Korsel juga mempunyai gangster atau penjahat terorganisasi.

Baca Juga :Mafia Amerika Tak lagi Menyeramkan, Inilah Lima Gangster Terbesar di Dunia Saat Ini

Baca Juga :'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Bisnis merekalebih formal dan melindungi beberapa tempat seperti klub malam, kasino, dll.

Mereka juga melindungi beberapa tindak kejahatan.

Di Korsel gengster dikenal dengan sebutan Jopok, singkatan dari Jojik-Polyeokbae.

secara harfiah diterjemahkan menjadi, kelompok kejahatan terorganisasi.

Jopok sendiri merupakan tulang punggung dalam industri bawah tanah di Korea Selatan.

Mereka mirip dengan Yakuza dalam banyak hal, hal ini kemungkinan karena kedekatankedua bangsa dan pengaruh budaya selama masa pendukan Jepang.

Dan kisah yang paling terkenal mengenai gangster dari Korsel adalahsempalan Jopok yang bernama geng Black Shark, yang

Didirikan pada 1995 oleh Chom Jae-Young, geng ini dikabarkan berafiliasi dengan Ssang Yong Pa, sebuah perusahaan besar di Busan.

Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Chom Jae-Young melarikan diri ke Amerika Serikat setelah pemerintah Korsel memberlakukan undang-undang yang "menyikat" habis kiprah para gangster,

Di Amerika, Chom Jae menciptakan geng baru bernama Pa. Kegiatan Pa meliputi pemerasan toko Korea, penyelundupan narkotika hinggamemeras orang.

Kelompok inimenjadi lintah darat dan menjalankan judi ilegal, prostitusi, penipuan ansuransi hingga perdagangan manusia.

Pada 2005 nama Black Shark kembali mencuatsaat merekabereprang dengan geng kecil bernama The Tongs.

Berbagai penembakan, pengeboman, penggerebekan, penculikan, dan pembunuhan terjadi dari 2005 hingga 2007 setelah kematian Chom Jae-Yong.

Perseteruan iniini membawa kerugian besar bagi kedua belah pihak.

Sejumlah kalangan meyakini kedua geng ini akhirnya bersati di bawah bendera Pa.

BACA JUGA:Mafia Amerika Tak lagi Menyeramkan, Inilah Lima Gangster Terbesar di Dunia Saat Ini

Artikel Terkait