Intisari-Online.com – Buku yang baru saja kubeli ternyata memiliki kata-kata yang sangat sulit untuk dicerna dan plot yang rumit. Inti dari buku ini ditulis dengan begitu berbelit-belit sehingga aku merasa sangat lelah ketika membacanya. Akhirnya, aku tak sanggup lagi dan meletakkan buku itu lalu menutup mata.
Tiba-tiba aku merasa ada yang menyentuh tanganku. Ternyata, itu adalah anak anjing yang belum lama ini aku adopsi. Anak anjing ini menatapku dengan senang lalu mulai berguling-guling dekat tanganku. Aku pun gemas dan mulai membelai-belai teman baruku tersebut.
Melihat tingkahnya, aku tiba-tiba berpikir bahwa untuk menyampaikan satu hal sebenarnya tidak rumit. Contohnya adalah anjingku yang menyampaikan sayang dan bahagianya melalui gestur dan tatapan ramahnya. Mengapa harus memilih kata-kata sulit untuk menyampaikan satu hal sederhana?
Anak anjingku ini telah mengajari aku banyak hal. Ia mengajariku untuk bersantai sejenak ketika sudah terlalu lelah. Ia mengajariku untuk tetap bahagia ketika tak bisa menangkap satu bola karena proses mengejar bola itu sendiri juga menyenangkan. Ia mengajariku bahwa hari yang buruk bisa diperbaiki dengan berpelukan dengan orang yang kita sayangi.
Anjingku adalah anugerah yang besar. Dengan tingkahnya yang sederhana, ia mencintai dan membuatku bisa belajar banyak hal di dunia yang rumit ini. Bersama dengan dia, aku merasa bisa bertahan menjalani hari yang berat asal tetap tersenyum dan gembira.