Intisari-Online.com – Dahulu kala, serigala dan anjing berteman, dan mereka tinggal di semak-semak. Mereka berburu bersama-sama setiap hari. Di malam hari mereka pulang dan makan makanan mereka bersama-sama.
Pada suatu hari, mereka tidak menangkap apa-apa dan kembali dengan sangat lapar. Angin bertiup di semak-semak.
“Oh,” kata anjing, “begitu buruknya! Lapar dan dingin!”
“Pergilah tidur,” kata serigala. “Ketika pagi datang, kita akan berburu lagi dan kita akan menangkap kijang muda.”
Tapi anjing tidak bisa tidur. Tiba-tiba ia melihat sinar merah dari kejauhan.
“Serigala,” teriaknya, “apa itu sinar merah di sana?”
“Ada sebuah desa dan ada cahaya merah api manusia,” jawab serigala.
“Api hangat dan dingin di sini,” kata anjing. “Pergilah, serigala, dan bawalah api! Kau ‘kan berani!”
“Tidak, tidak. Saya tidak mau. Kau saja yang membawanya, jika kau mau.”
Anjing tidak mau pergi, karena ia takut pada manusia. Tapi ia berpikir, “Saya yakin ada beberapa tulang di dekat api. Saya bisa memakannya. Dan api begitu hangat!” Anjing itu begitu lapar dan kedinginan. Lapar dan dingin membuatnya melupakan rasa takutnya, ia berkata kepada serigala, “Saya akan ke desa untuk mendapatkan api dan beberapa tulang. Jika saya tidak segera kembali, menangislah! Lalu saya akan tahu di mana kau berada dan ke mana saya harus pergi.”
Anjing pun berlari ke desa. Ia melihat sebuah gubuk dekat api. Ada beberapa tulang di dekat gubuk itu. Mereka begitu baik untuk anjing lapar! Ia datang lebih dekat ke tulang. Kemudian seorang pria keluar dari gubuk dan melihat anjing itu. Anjing itu takut kepada manusia dan menangis, “Oh, tolong! Jangan bunuh saya! Saya anjing malang dan saya ingin menghangatkan diri dengan api. Lalu saya akan kembali ke semak-semak.”
“Baiklah,” kata pria itu. “Kau bisa duduk dekat api. Tapi ketika kau sudah hangat, kau harus kembali ke semak-semak.”
Anjing mengucapkan terima kasih dan duduk dekat api. Ia cukup senang. Ia merasa hangat dan ada tulang besar di bawah hidungnya. Ia mulai memakannya. Kemudian pria itu keluar dari gubuk dan bertanya, “Apakah kamu belum hangat?”
“Belum,” jawab anjing. Ia melihat tulang lain tidak jauh dari situ dan ingin memakannya juga. Segera orang itu bertanya lagi, “Apakah kamu belum hangat?”
“Tolong beri saya waktu tinggal sedikit lebih lama. Saya tidak cukup hangat ini,” jawab anjing.
Kemudian pria itu mendekati anjing itu. Anjing itu menatap matanya dan berkata, “Ya, saya hangat sekarang, tapi saya tidak ingin kembali ke semak-semak. Saya sering kedinginan dan kelaparan. Biarkan saya hidup bersama Anda di desa, tolonglah! Saya akan membantu Anda berburu burung dan binatang di semak-semak dan hutan. Dan Anda memberi saya beberapa tulang untuk makan.”
“Baiklah,” kata pria itu. “Kamu bisa tinggal dengan saya.”
Sejak saat itu anjing mulai hidup dengan pria itu. Dan ketika kita mendengar teriakan serigala di malam hari, kita tahu bahwa ia meminta anjing untuk datang kembali. Tapi anjing tidak pernah menjawab dan sekarang serigala tetap hidup di semak-semak.