Mantan Uskup Agung Gereja Katolik di Yerusalem yang Mendukung Kemerdekaan Palestina Meninggal Dunia

Moh. Habib Asyhad
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Hilarion Capucci, Uskup Agung Gereja Katolik mendukung Palestina merdeka
Hilarion Capucci, Uskup Agung Gereja Katolik mendukung Palestina merdeka

Intisari-Online.com -Pernah mendengar nama Monsinyur Hilarion Capucci? Mantan Uskup Agung Gereja Katolik di Yerusalem yang mendukung kemerdakaan Palestina ini dikabarkan baru saja meninggal dunia. Aktivis kemanusiaan ini mengembuskan napas terakhir pada usia 94 tahun.

(Netanyahu Larang Azan di Masjid, Gereja Palestina Gunakan Pelantang Suaranya untuk Memanggil Solat)

Nama Monsinyur Hilarion sempat membuat gempar ketika didakwa menyelundupkan senjata untuk pejuang Palestina. Atas tindakannya itu, ia divonis penjara 12 tahun oleh otoritas Israel sebelum Vatikan menjamin pembebasannya.

Gereja Katolik Yunani Melkit adalah sebuah Gereja Katolik Timur dalam persekutuan penuh dengan Vatikan sebagai bagian dari Gereja Katolik Sedunia. Vatikan, Senin (2/1), membenarkan bahwa Capucci telah meninggal. Namun, Vatikan tidak mengungkapkan kapan pastinya mantan Uskup Agung Katolik Melkit di Jeruselam itu meninggal.

Capucci adalah tokoh kontroversial di lingkungan Gereja Katolik Timur karena memiliki sejarah aktivisme terkait dengan konflik di Timur Tengah. Namun, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan belasungkawa dan menggambarkan dia sebagai “pejuang kemerdekaan” yang besar.

Capucci lahir di Aleppo, kota terbesar kedua Suriah, pada tahun 1922. Ia ditahbiskan menjadi imam pada 1947 dan diangkat menjadi Vikaris Partiark Jerusalem dan Uskup Agung Caesarea pada 1965. Pada 1974, ia melakukan perjalanan dari Beirut ke Jerusalem dalam mobil dinas korps diplomatik Vatikan ketika tiba-tiba ia dihentikan oleh pasukan keamanan Israel.

Petugas menemukan di dalam mobilnya empat senapan Kalashnikov, dua pistol, amunisi, dan granat yang hendak diberikannya kepada anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Capucci menegaskan dia telah dipaksa untuk mengangkut senjata, tapi pengadilan Israel menghukumnya sebagai penyelundup dan menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara.

Namun, Capucci dibebaskan pada tahun 1977 menyusul pembelaan secara pribadi oleh Paus Paulus VI kala itu. Uskup Capucci tetap menjadi topik berita hangat yang menghiasi media lokal dan internasional menyusul pembebasannya, dan mencoba untuk menengahi krisis sandera Iran.

Sekalipun Capucci dilaporkan memarahi sejumlah tawanan AS lewat komentarnya selama lawatan untuk melihat perlakuan terhadap mereka pada tahun 1980, namun ia memainkan peran penting dalam pengiriman delapan jenazah penerbang AS yang tewas dalam misi penyelamatan yang gagal.

Pada 1990, Capucci menemui Saddam Hussein di Irak untuk membantu pembebasan yang aman bagi 68 warga Italia yang dicegah keluar menyusul invasi dari Kuwait. Sepuluh tahun kemudian, Capucci memimpin delegasi ulama dan intelektual ke Irak untuk menunjukkan solidaritas mereka melawan sanksi PBB atas negara itu.

Di tahun 2010, seperti dilaporkan New York Times, Capucci berada di kapal Mavi Marmara ketika armada milik Turki dicegat oleh pasukan komando Israel karena mengambil bagian dalam armada bantuan yang berusaha menembus blokade di Jalur Gaza. Sepuluh aktivis Turki, salah satu dari mereka warga negara ganda AS, tewas dan puluhan luka-luka akibat bentrokan pecah setelah pasukan komando naik ke kapal tersebut, setelah turun lewat seutas tali dari helikopter yang membawa mereka. Capucci mengatakan serangan itu tidak beralasan.

Selamat jalan Capucci!

Artikel Terkait