1. Populasi pemuda
Sekitar 30% dari populasi di Asia Tenggara berusia antara 18 dan 24 tahun (dibandingkan, rasio untuk Cina adalah 8%).
Ini merupakan kelompok usia yang tepat untuk Tik Tok.
2. Masyarakatnya terutama pemuda di kawasan ini sangat sosial
Banyak orang cenderung menghabiskan banyak waktu di layanan jejaring sosial mereka. entah itu untuk mengekspresikan diri atau berbagi dengan keluarga dan teman.
Berdasarkan algoritma, Tik Tok memberdayakan orang untuk menjangkau khalayak yang tepat untuk mendapatkan Like dan Follows selama mereka terus menghasilkan konten berkualitas baik.
3. Tidak ada persaingan aplikasi yang kuat di kawasan ini
Di China, aplikasi Dou Yin yang sama dengan Tik Tok, menghadapi persaingan sengit dengan Kwai, aplikasi video pendek UGC yang diperkirakan bernilai antara US $ 18 miliar dan US $ 20 miliar.
Sedangkan di ASEAN, Tik Tok tidak benar-benar menghadapi persaingan, selain dengan beberapa pesaing kecil yang juga buatan China.
Meskipun ada YouTube, namun konsep aplikasi yang berbeda tidak membuat itu disebut sebagai pesaing langsung dari Tik Tok.
BACA JUGA:Driver Go-Jek Ini Tak Menyangka Dirinya Dicari-cari oleh Ridwan Kamil!
Source | : | The Low Down (TLD) |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR