Intisari-online.com—Hari ini adalah hari spesial bagi setiap ibu, tidak peduli ia masih hidup di dunia ini, maupun ibu yang sudah meninggalkan kita. Memang, bagi kita yang sudah kehilangan ibu, hari ibu terasa tidak nyaman. Perasaan campur aduk, antara kenangan dan keinginan “seandainya ibu ada di sini..” Lalu bagaimana caranya menghayati hari ibu walau ia sudah tiada?
Jika kita kehilangan ibu, tanpa pernah mengenalnya, maka hari ibu adalah waktu di mana kita merindukan seseorang yang telah mengorbankan hidupnya pada kita.
Jika kita kehilangan ibu, ketika masa kanak-kanak, maka hari ibu adalah hari di mana kita ingin kembali di masa anak-anak saat ibu merawat kita dengan tangan hangatnya.
Jika kita kehilangan ibu di masa remaja, maka hari ibu adalah hari saat kita mengingat omelan ibu menghadapi anak remajanya yang nakal.
Jika kita kehilangan ibu di saat beranjak dewasa, maka kita merindukan hampir semua hal yang pernah kita lewati bersama ibu.
Jika kita kehilangan ibu saat kita sendiri juga sudah beranjak tua, kita akan merindukannya sebagai orang yang paling mengerti akan kita.
Intinya, kehilangan ibu adalah masa krisis kehidupan yang tidak akan terlupakan bagi semua orang yang sudah kehilangan ibunya. Tidak peduli di usia berapa kita kehilangan ibu, menerima kenyataan bahwa ia tidak lagi di dunia ini adalah dukacita yang mendalam.
Setiap orang memiliki cerita berbeda bagaimana ia kehilangan ibunya. Beberapa di antaranya dramatis, entah itu karena sakit parah, kecelakaan. Bahkan mungkin lebih tragis, kehilangan ibu yang meninggal karena bunuh diri atau pembunuhan. Seperti apapun peristiwanya, kehilangan ibu tidak akan pernah bisa dilewati dengan mudah.
BACA JUGA: Bunga Mawar untuk Ibu Bocah Miskin
Jika bisa memilih, orang yang telah kehilangan ibu ingin sekali melompati hari ibu. Sebab segala hal akan mengingatkan kembali pada ibu. Mungkin bisa disebut dengan bittersweet feeling.
Lalu bagaimana caranya agar kita tetap bertahan dan berjuang dalam hari ibu? Bagaimana menghayati hari ibu walau ia sudah tiada?
*** Mumpung Haru Ibu, mari muliakan dia dengan mengirim doa, membuat janji atau kata mutiara, meminta maaf dan membuat harapan di akun Sosmed Anda dengan hashtag/tagar #IbukuMentariku
BACA JUGA: Ibuku Mentariku: Cerita Perjuangan Kalisom yang Mengurus Empat Anaknya yang Lumpuh Layu