Pada suatu hari di tahun 1888, ketika teror Jack the Ripper sedang hangat-hangatnya, Alice dan orang yang mengasuhnya menyeberangi jalan. Tiba-tiba sebuah kereta menghambur dan menggilas Alice. Untung Alice selamat.
Pada bulan Februari 1892, sekali lagi Alice digilas kereta. Sekali ini di Drury Lane. Beberapa pejalan kaki berhasil mengejar penggilasnya, yang ternyata Netley. Netley melarikan diri dan tercebur ke S. Thames.
Karena mengalami masa kecil yang sangat tidak menyenangkan. Alice jadi penakut dan pemalu. Apalagi telinganya tuli (seperti Putri Alix!).
Alice kemudian menikah dengan seseorang bernama Gorman, tetapi ternyata Gorman itu impoten. Lama-kelamaan ia menjadi simpanan pelindungnya, Sickert, yang 25 tahun lebih tua. Sesudah menjadi simpanan selama dua belas tahun, Alice melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Joseph.
Lamadcelamaan orang melupakan 'kenakalan' Pangeran Eddy. Apalagi ia meninggal pada tahun 1892. Saat itu resminya ia masih bujangan.
Teror Jack the Ripper juga menjadi samar-samar saja dalam ingatan manusia. Apalagi Sickert yang tahu paling banyak tidak berani buka mulut, sedangkan Annie Elizabeth sudah linglung dan bahkan meninggal pada tahun 1920.
Baca juga: Pada PD II, Ternyata Ratu Elizabeth II Pernah Menjadi Anggota Militer dan Mekanik Truk
Diwarisi yang buruk
Tahu-tahu pada tahun 1939, Joseph Sickert yang berumur empat belas tahun dipanggil oleh ayahnya, Walter Sickert.
"Nak, aku ingin membukakan suatu rahasia kepadamu, tetapi jangan sekali-sekali kau ceritakan kepada orang lain. Kau ini sebenarnya cucu, kemenakan dan sepupu seorang raja."
Tentu saja Joseph kaget sekali. Walter menceritakan sejarah mereka kepada putranya yang pendengarannya kurang baik itu (penyakit keturunan). Tiga tahun kemudian Walter Sickert meninggal. Alice Margaret Crook pun menyusul tahun 1950.
Tahun 70-an, Joseph Sickert, pelukis yang dijuluki si Hobo, sudah tidak muda lagi. Tahu-tahu ia didatangi oleh seorang wartawan bernama Stephen Knight yang mengetahui sedikit latar belakangnya dari bekas 'orang dalam' di Scotland Yard.
Sickert diminta menceritakan riwayat keluarganya. Joseph ketakutan dan menolak. Setelah berulang-ulang dibujuk, lama-kelamaan ia mau juga bercerita.
Baca juga: Inilah Hadiah Pernikahan dari Ratu Elizabeth II Untuk Pangeran Harry dan Meghan Markle
Stephen Knight mengecek keterangannya dengan pelbagai catatan di rumah-rumah sakit tempat Annie Elizabeth Crook melahirkan dan dirawat, dari berkas-berkas Scotland Yard dan sebagainya. Hasilnya dibukukan dengan judul Jack the Ripper, the Final Solution.
Apakah Joseph Sickert bangga ia keturunan raja-raja? "Sebagian orang bangga menjadi keturunan raja, tetapi saya tidak. Hal itu malah merupakan sumber kesulitan bagi kami," katanya.
"Ketulian yang diderita oleh ibu saya dan saya merupakan warisan dari Duke of Clarence. Kalau kami keturunan orang sederhana saja, mungkin kami lebih berbahagia. Ibu saya tidak akan dua kali digilas dengan kereta. Ia tidak akan ketakutan terus atau malu bertemu dengan orang-orang lain."
"Tadinya saya takut untuk mengungkapkan hal-hal yang saya ketahui, tetapi kini saya merasa lega. Berkat penelitian Stephen Knight, orang-orang yang selama ini dituding sebagai Jack the Ripper, dibersihkan namanya dari tuduhan menjadi pembunuh kejam," kata Joseph Sickert yang memiliki beberapa orang putri.
Baca juga: 65 Tahun Berkuasa, Begini Anggunnya Ratu Elizabeth II Ketika Dinobatkan Menjadi Ratu Inggris
Saat ini daerah Whitechapel merupakan tempat suram yang penuh rumah-rumah bobrok, pabrik-pabrik yang sudah ditinggalkan, lorong-lorong penuh sampah dan juga ada tanah-tanah kosong penuh semak-semak.
Tempat itu tidak aman. Daripada pergi sendiri lebih baik Anda ikut tour yang tarif nya 3 ponsterling seorang. Rupanya penjahat pun bisa dipakai menarik kunjungan turis!
Di sana selain menelusuri tempat Jack the Ripper melakukan pembunuhan, Anda juga bisa minum cocktail merah darah bernama Ripper Tripple di pub bernama Jack The Ripper. Tarifnya 1 ponsterling.
Konon pub itu akan ganti nama menjadi Ten Bells-Tripple. Begitulah namanya seabad yang silam, ketika ia menjadi tempat mabuk-mabukan bagi beberapa korban Jack the-Ripper, sebelum mereka menemui ajal.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR