Advertorial

Dialah Subal Barman, Petani India yang Memilih Telanjang Bulat Selama Lebih dari 40 Tahun karena Kelainan Langka

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

“Apakah perempuan mau menikah dengan pria yang memiliki masalah seperti ini?” tanyanya pada diri sendiri mengenai kelainannya itu.
“Apakah perempuan mau menikah dengan pria yang memiliki masalah seperti ini?” tanyanya pada diri sendiri mengenai kelainannya itu.

Intisari-Online.com -Di saat orang-orang berlomba-lomba memakai pakaian terbaiknya, makaSubal Barmanadalah sebuah anomali.

Ia adalahpetani India yang memilih untuk telanjang bulat selama lebih dari 40 tahun karena alergi terhadap pakaian.

Pria dari desa Rajpur, West Bengal, mengaku kulitnya menjadi panas jika dia mengenakan pakaian.

Tak hanya itu, dia juga tidak bisa tidur dengan selimut atau seprai.

Baca juga:Hebat, Insiyur Muda India Ini Bisa Ubah Polusi Udara Menjadi Tinta

Oleh petugas kesehatan setempat Subal didiagnosis mengidap kelainan langka ketika ia berusia lima dan 17 tahun.

Tapi karena kemiskinan, ia tidak bisa menyembuhkan kelainannya itu.

Alih-alih risih, ia justru merasa nyaman dengan kondisi yang tanpa sehelai benang pun saat ini.

Jika orang-orang merasa heran dengan kondisinya, ia dengan tegas mengatakan bahwa orang-orang di desanya sudah terbiasa dengan pilihannya itu.

“Untungya tetangga saya terbiasa dengan saya, mereka pikir ini normal dan mereka tidak pernah mengeluh.”

Subal tidak mengizinkan alerginya merusak hubungan sosialnya. Bahkan, ia tetap telanjang ketika datang ke pernikahan, menghadiri pesta, juga ketika pergi ke kuil untuk bersembahyang.

Ia juga menikmati sensasi yang berbeda ketika datang musim dingin yang menggigit.

Dia harus mandi beberapa kali sehari ketika musim panas karena kulitnya begitu sensitif terhadap panas.

Air adalah satu-satunya hal yang dia rasa bisa membantunya.

Meskipun tidak menghalangi kehidupan sosialnya, alerginya terhadap pakaian membuat pria yang menjadi yatim-piatu pada 2003 itu memilih untuk tidak menikah hingga sekarang.

“Apakah perempuan mau menikah dengan pria yang memiliki masalah seperti ini?” tanyanya.

“Tidak akan ada keluarga yang membiarkan anaknya menikah dengan saya. Saya tahu saya memalukan, tapi saya tidak punya pilihan lain. Dan saya juga tahu saya akan hidup sendirian selamanya—ini takdir saya. Menjadi sedih atau depresi soal itu (menikah) tidak akan mengurangi masalah saya.”

Ketika masih anak-anak, terkadang ia merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. Tapi kini dia menerima bahwa dia mungkin akan selamanya seperti itu.

Ia percaya kondisi ini akan memberinya banyak berkah. “Saya telah menerima bahwa Tuhan telah memberi hal khusus kepada saya. Mungkin di matanya saya istimewa.”

Seorang juru bicara British Skin Foundation, Prof. Hywel Willimas, mengatakan bahwa Subal mungkin menderita Dysaesthesia, sebuah sensasi tidak menyenangkan yang abnormal ketika seseorang disentuh. Biasanya disebabkan oleh kerusakan pada saraf perifer.

Dysaesthesia termasuk sensitif terhadap pin dan jarum, juga kesemutan.

“Dysaesthesia bisa disebabkan oleh kondisi seperti neuropati diabetes atau multiple sclerosis. Biasanya terjadi pada bagian lokal dari tubuh. Kadang-kadang, tidak ada masalah yang jelas dengan saraf yang terkenal gangguan itu,” terang Williams.

Artikel Terkait