Advertorial
Intisari-online.com - Bertugas di pedalaman dengan segala keterbatasan memberikan tantangan bagi para tenaga kesehatan.
Hal ini pula yang dialami oleh Tim Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan yang ditugaskan di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Tim ini telah bertugas di Boven Digoel sejak Mei 2017. Salah seorang anggota tim, Wahid Sabaan yang merupakan apoteker, mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya pernah memberikan imunisasi untuk seorang bayi berusia dua bulan di tengah hutan.
Pemberian imunisasi di tengah hutan dilakukan karena rumah warga yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Wahid menceritakan, hal itu terjadi secara tidak sengaja saat rombongannya akan mengadakan posyandu di Kampung Kawaktembut yang berjarak 17 kilometer dari puskesmas tempatnya bekerja di Kampung Ninati.
Di perjalanan, tim bertemu seorang ibu yang tengah menggendong bayinya berjalan melintasi hutan menuju kampung lain untuk mendapatkan bahan pangan.
Kampung tempat si ibu tinggal sulit dijangkau untuk mendapatkan bahan makanan seperti mie instan atau ikan kalengan.
Saat perjalanan pulang, tim yang terdiri dari 4 tenaga kesehatan dan seorang warga ini kembali bertemu dengan ibu dan bayinya karena melalui jalan yang sama.
BACA JUGA:Pembuatan SIM Dikenai Biaya Tes Psikologi, Jadi Segini Tarif Bikin SIM Sekarang Ini
“Setelah kami cek ternyata jadwal imunisasinya (bayi) di bulan itu masih kosong. Kami tidak mau menyulitkan pasien dengan jalan 17 km lagi ke ibu kota distrik tempat kami tinggal (puskesmas). Maka kami lakukan imunisasi di tengah hutan agar cakupan imunisasi anak ini bisa diberikan semua,” kata Wahid kepada Kompas.com, Kamis (21/6).
Menurut dia, imunisasi saat itu segera diberikan karena jadwal posyandu oleh Tim Nusantara Sehat tidak dapat dipastikan waktunya. “Jadwal tidak menentu, karena tergantung kondisi dan cuaca,” kata apoteker asal Raha Sulawesi Tenggara ini.
Kejadian ini terjadi sekitar 6 bulan yang lalu. Perawat yang memberikan imunisasi bernama Merixz Zagarino Kasale.
Menurut Informasi yang didapatkan dari Merixz, bayi itu bernama Bennydiktus putra dari Hermina yang saat itu berusia kurang lebih 2 bulan.
Jenis imunisasi yang diberikan adalah Imunisasi BCG dan Polio. Menurut Wahid, terbatasnya saluran informasi berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Hal ini membuat masyarakat enggan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
Sulitnya medan membuat masyarakat lebih memilih mencari makan di hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dibanding harus berjalan menuju puskesmas dan mendapatkan imunisasi untuk anak mereka. (Luthfia Ayu Azanella)
BACA JUGA:Suku Fore di Papua Nugini Doyan Makan Otak Manusia, Begini Akibatnya pada Tubuh Mereka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tenaga Kesehatan di Pedalaman, Imunisasi Bayi di Tengah Hutan".