Intisari-Online.com – Tahun 1989, masa ujian berat bagi hati James. Angkatan Darat menugaskannya ke Jerman selama 2 tahun. Cinta dan ketergantungan pada Diana harus beradu dengan loyalitasnya sebagai prajurit.
Ketaatan pada tugas ketentaraan keluarga Hewitt - bahkan kakek James seorang laksamana – memang jadi inspirasi utama. James harus berangkat. Padahal Diana tak mau ditinggalkan.
Dengan kewenangan sebagai kolonel, pangkat tituler sang Putri di Resimen Royal Hussars ke-13/18, serta koneksinya di AD, Diana mencoba menggagalkan perintah atas James. Apa mau dikata, ia tak berhasil. Berangkatlah James diiringi tangis dan kemarahan Diana.
Sejak itu, tak ada kabar tentang Diana ke Paderborn, pangkalan pasukan James di Jerman. Puluhan kali telepon dan kiriman surat ke Kensington tak pernah dibalas, menyebabkan James beranggapan, asmaranya dengan Diana sudah berakhir.
Sampai Natal 1990, ketika James pulang ke Inggris, sekali lagi ia mencoba menemui Diana. Bagaimanapun, hatinya masih tertambat di sana.
Ternyata, Diana justru menangis tersedu, menyadari siksaan batin ketika berpisah. Sungguh, keduanya tak bisa dipisahkan.
Saat itu, kecamuk suasana Teluk mulai terdengar. Cepat atau lambat, James pasti dikirim ke sana. Ketika saatnya tiba, Diana tak bisa lagi menghambat. Kepentingan Perang Teluk sungguh besar, berarti segalanya bagi James. Tapi Diana kembali risau ketika berpikir, misi perang seperti itu tak jelas batas waktunya.
James Hewitt pun sama risaunya. Kebanggaan maju ke medan perang, dengan bekal pengalaman 16 tahun sebagai tentara, lagi-lagi beradu dengan perasaannya akan Diana. Ia masih juga bingung bagaimana akhir dari hubungan itu. Maka bukan hanya sekali James menabur harapan konyol: lebih baik mati di Teluk.
Diana mendua. Di satu pihak ia tak ingin kehilangan James - karenanya rajin berkirim surat ke medan perang -, di lain pihak ia ingin memperingan beban James dengan menghapus kehadiran sang Arjuna dari bayangannya.
Ia mencoba berteman dengan James Gilbey dan Mayor David Waterhouse, yang belakangan juga dikirim ke Teluk, namun tak kunjung bisa. James masih ada di hatinya.
Saat itu, perpisahan antara Diana dan Charles telah jadi pembicaraan umum. Media menyoroti hampir tiap jengkal langkah Charles dan Diana.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR