Advertorial

Kapok Jet Tempurnya Ditembak Jatuh Suriah, Israel Bikin Rudal Supersonik Tapi Tetap Tak Berdaya Hadapi S-400 Rusia

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Rudal Rampage produksi Isarel
Rudal Rampage produksi Isarel

Intisari-Online.com -Pada bulan Februari 2018, satu jet tempur F-16 AU Israel ditembak jatuh di perbatasan Dataran Tinggi Golan-Israel.

Peristiwa tertembak jatuhnya jet tempur F-16 Sufa Israel yang terkenal canggih karena sudah dimodifikasi itu membuat militer Israel sangat terkejut.

Pasalnya setelah 36 tahun kekuatan udara Israel malang-melintang di kawasan udara Timur Tengah, jet tempurnya akhirnya tertembak jatuh juga.

Jet tempur F-16 Sufa Israel berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah ketika sedang dalam perjalanan pulang usai menggempur pangkalan-pangakalan militer Iran yang berada di Suriah.

Baca juga:Tak Mau Bergantung pada Buatan AS dan Rusia, Turki Produksi Sendiri Pesawat Tanpa Awak Bersenjata Paling Mematikan untuk Persiapan Menggebuk Israel

Sistem pertahanan udara Suriah yang selama ini digelar di Dataran Tinggi Golan merupakan rudal-rudal buatan Rusia, Buk-MK3.

Rudal jenis Buk-MK3 ini memang dikenal canggih dan mematikan karena rudal yang merupakan generasi sebelumnya, yakni S-125 Neva saja pernah menjatuhkan pesawat siluman AS F-117 A di atas udara Serbia pada 1999.

Akibat tertembak jatuhnya jet tempur F-16 Sufa-nya, pamor AU Israel yang selama ini merupakan yang terunggul di kawasan udara Timur Tengah pun langsung pudar.

Setelah insiden jatuhnya F-16 Sufa akibat dihajar Suriah, AU Israel menjadi makin berhati-hati ketika bermaksud membombardir pangkalan-pangkalan militer Iran di Suriah.

Baca juga:Khawatir Rudal Patriotnya Kalah Canggih, AS Ngotot Cegah Arab Saudi Beli Rudal S-400 dari Rusia

Israel pun berupaya kembali meraih keunggulan udara (air superiority) di kawasan udara Timur Tengah dengan cara mempercepat penggunaan jet-jet tempur siluman F-35 Lightning II yang telah dibeli dari AS.

Pada 22 Maret 2018 sebanyak 4 unit F-35 Israel untuk pertama kalinya digunakan dalam peperangan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa keunggulan udara telah pulih kembali.

Meski AU Israel menggunakan jet-jet tempur siluman canggih itu hanya untuk menggempur posisi para pejuang Hizbullah sehingga langsung mendapat kecaman dari dunia internasional.

Penggunaan jet tempur F-35 Israel hanya untuk melawan musuh yang tidak sepadan itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Israel tidak berani lagi ‘bermain-main’ dengan sistem pertahanan udara buatan Rusia yang digelar baik oleh Suriah maupun oleh negara-negara lainnya.

Baca juga:S-400, Sistem Rudal Canggih Buatan Rusia Seharga Rp5,5 Triliun yang Diinginkan Banyak Negara Namun 'Dicemaskan' AS

Demi menghindari sergapan rudal-rudal pertahanan udara buatan Rusia, Isrtael juga telah menciptakan rudal-rudal supersonik jarak jauh untuk menghantam sasaran di darat, yakni Rampage.

Rudal yang bisa menghantam sasaran pada jarak 150 km secara presisi dan dilengkapi teknologi GPS itu memang dikhususkan untuk mempersenjatai jet-jet tempur F-16 Sufa Israel.

Dengan cara menghantam sasaran secara presisi dari jarak 150 km, kemungkinan jet-jet tempur Israel disergap rudal-rudal Buk –MK3 memang menjadi lebih sulit.

Tapi jika sistem pertahanan udara Suriah menggelar rudal-rudal S-400 yang bisa menghantam sasaran pada jarak 400 km, jet-jet tempur Israel, termasuk F-35, tetap bisa dirontokkan dan menjadi tidak berdaya (useless).

Baca juga:Pangeran Edward, Si Bungsu Kerajaan Inggris yang Mulai Jadi Incaran Pers padahal Ia yang Paling Pendiam

Artikel Terkait