Intisari-Online.com - Saat ini mudik identik dengan lebaran.
Padahal, dulu, hampir tidak ada kaitannya antara mudik dan hari raya Idul Fitri.
Fenomena mudik mulai melekat dengan lebaran pada pertengahan 1970-an atau ketika Jakarta tumbuh menjadi satu-satunya kota besar yang mengalami kemajuan luar biasa.
Sejak itulah mulai terjadi hubungan lebaran dan mudik.
Jakarta menjadi magnet bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Tidak hanya mereka yang tinggal di Pulau Jawa, tapi juga pulau-pulau lain di Indonesia.
Baca juga: Presiden Trump Terlihat Gugup Saat Bertemu Kim Jong Un, Kenapa Bisa Begitu?
Mereka berbondong-bondong merantau ke ibukota untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Seperti juga para perantau di negara-negara lain, perantauan di Jakarta ini masih punya ikatan kuat dengan kampung halamannya.
Kebetulan, sebagian besar dari mereka beragama Islam dan akhirnya memanfaatkan momentum libur panjang Idul Fitri untuk pulang kampung.
Baca juga: Tak Hanya Jago Nembak, Pasukan Pengawal Presiden AS Juga Jago Nyetir dan Membanting Orang
Untuk asal mula kata mudik sendiri ada yang bilang berasal dari bahasa Jawa, "Mulih Dhisik", atau pulang dulu.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR