Sultan Hasan adalah putra Nasir. Di zamannya dibangunlah msjid yang paling terkenal di Kairo, yang menjadi salah satu karya besar arsitektur Islam.
Dalam periode Burji, Barquq membuka rangkaian pemerintahan dari 23 orang Mamluk. Di zamannya, hidupnya Ibn Khaldun, cendikiawan besar, yang berhasul menjadi hakim tinggi di Kairo.
Dalam periode Burji, ada juga Sultan Barsbaj yang berhasil melakukan ekspedisi melawan Cyprus. Negeri itu tunduk dan harus membayar upeti.
Periode Burji ditutup oleh Qansuh al-Ghuri yang mati terbunuh. Akibat korupsi, pengkhianatan, dan kurang disiplin militer, terjadilah kemunduran.
Pengganti Qansuh al-Ghuri cuma memerintah sebentar saja. Soalnya, ia kemudian dijatuhi hukuman mati oleh negara-negara jajahan yang mempunyai kekuatan lebih besar.
Tidak ada "darah biru"
Peraturan di dalam istana para Mamluk begitu ketat. Rupanya, karena di sana tak ada "darah biru", maka semua peraturan didasari oleh pembagian jabatan.
Bawahan harus tunduk pada atasan. Keputusan tentang siapa yang duduk di sebelah kanan atau kiri sultan saja jelas ditentukan.
Dinasti Mamluk membentuk lembaga sendiri. Mereka memasukkan budak laki-laki muda yang dibeli dari Turki, negara asal mereka. Pemuda-pemuda ltu dibawa ke Mesir dan dididik di Kairo pada sekolah para Mamluk.
Setelah itu, mereka disalurkan ke berbagai laskar sebagai pelayan. Jika para pemuda itu telah menjalani latihan yang diperlukan, mereka ditempatkan di rumah-rumah para bangsawan dan kalau ada lowongan, mereka bisa dikirim ke istana sultan.
Pimpinan militer pada dasarnya dikepalai oleh sultan yang tadinya adalah seorang Mamluk. Sultan dikelilingi oleh para bangsawan tinggi (Amir), yang berasal dari para Mamluk yang telah dibebaskan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR