Advertorial

Bak Cinderella, Gadis Ini Beruntung Karena Sepatunya Digemari Jutaan Orang

K. Tatik Wardayati
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Pernah mendengar dongeng Cinderella? Rupanya banyak cerita tentang gadis ini, tetapi intinya sama, gadis malang yang akhirnya menikah dengan pangeran.
Pernah mendengar dongeng Cinderella? Rupanya banyak cerita tentang gadis ini, tetapi intinya sama, gadis malang yang akhirnya menikah dengan pangeran.

Intisari-Online.com – Ketikakecil dulu, apakah Anda senang mendengar dongeng Cinderella?

Jika ya, Anda tidak sendirian. Ribuan, mungkin jutaan orang di dunia, sudah mendengar dan menggemari dongeng tentang gadis miskin - tapi cantik tentunya - yang beruntung bisa dinikahi pangeran ini.

Kisahnya sederhana, tapi menarik dan menggelitik imajinasi.

Penggemarnya begitu banyak, karena dongeng ini sendiri usianya sudah ribuan tahun dengan versi yang amat beragam.

Ada yang menyebut terdapat sekitar 500 versi mulai dari cerita mulut ke mulut, cerita yang dibukukan, sampai pertunjukan musikalnya.

Baca juga: Bukan Dongeng Belaka, Rupanya Harta Karun Benar-Benar Ada, Berikut Kisahnya

Meski beragam, tapi inti semua cerita dari seluruh dunia itu ternyata tetap sama, yaitu pernikahan gadis biasa dan pangeran yang dilakukan dengan cara mencari gadis yang cocok dengan ukuran sepatu.

Abad pertama Sebelum Masehi (SM) muncul dongeng tentang Rhodopis, seorang gadis keturunan Yunani-Mesir yang dinikahi salah satu raja Firaun dari Mesir.

Ceritanya ketika Rhodopis mencuci di sungai, seekor elang mencuri sepatunya dan menjatuhkannya di kaki Firaun Amasis yang saat itu berada di kota Memphis.

Kelanjutan kisahnya tentu bisa ditebak sendiri.

Tapi jika mau dilacak lebih awal, Rhodopis ini diduga merupakan dongeng masyarakat Suku Thracian, suku kuno yang hidup di wilayah Rumania dan Bulgaria sekarang.

Baca juga:Bukan Dongeng, Kota yang Seluruh Penduduknya Wanita Ternyata Benar-benar Ada di Dunia Ini

Suku ini sendiri ada sekitar abad ke-6 SM. Jadi, kemungkinan suku inilah yang mengarang kisah Cinderella pertama kali.

Daratan Tiongkok juga punya kisah tentang Ye Xian yang ditulis oleh Tuan Ch'eng-shih pada tahun 850 Ye Xian diceritakan sebagai seorang gadis yatim yang bersahabat dengan seekor ikan, namun suatu hari ikan itu mati dibunuh ibu tirinya.

Gadis itu tetap menyimpan tulang ikan yang ternyata membawa tuah. la datang ke sebuah pesta musim semi, namun saat terburu-buru pulang, sepatunya ketinggalan dan ditemukan seorang pangeran.

Dalam kisah ini Ye Xian digambarkan memiliki kaki kecil.

Kisah Cinderella modern atau yang banyak diceritakan saat ini berakar dari kisah yang ditulis Charles Perrault, pengarang Prancis, pada tahun 1697.

Awalnya gadis itu bernama Cendrillon, tapi ketika kisahnya dialihbahasakan dan meluas ke negara-negara Eropa lain, namanya berubah menjadi Cinderella.

Baca juga: Bak di Negeri Dongeng, Inilah 5 Desa Terpencil yang Super Indah di Dunia

Banyak orang berpendapat Cinderella cuma nama julukan. Maka muncul gosip konyol kalau nama asli gadis itu sebenarnya Ella.

Karena sering membersihkan jelaga perapian (Inggns: cinder) lalu jadilah nama Cinderella. Ada juga yang mengartikan nama itu sebagai: kesuksesan setelah melewati kesengsaraan.

Menariknya, dalam ragam versi kisah Cinderella rupanya terekam juga situasi beserta adat istiadat masyarakat pada masa itu.

Rhodopsis misalnya, tidak menerima perlakuan kejam dari ibu tiri karena dia adalah budak.

la juga tidak bertemu raja dalam suatu pesta, tapi karena seekor elang yang mencuri sepatu berwarna merah bunga mawarnya. Jenis sepatu yang mungkin ngetren saat itu.

Sedangkan Yeh Xian diceritakan tidak datang ke pesta istana, tapi festival tahunan musim semi yang menjadi semacam ajang perjodohan.

Di festival ia memakai sepatu tenunan berwarna emas dengan sol keemasan pula.

Jika dalam berperan adalah burung, Yeh Xian memelihara ikan. Ibu tiri di cerita ini juga diceritakan hanya memiliki seorang putri

Ada persamaan dan perbedaan, tapi sampai sekarang tidak ada yang bisa memastikan apakah kisah ini memang berasal dari satu akar atau bukan. (*/TJ – Intisari Mei 2008)

Baca juga: Bagai Dongeng, Penulis Buku Anak Ini Menikah Dengan Gelandangan Hanya Gara-gara Mata

Artikel Terkait