Advertorial
Intisari-Online.com –Apakah kita termasuk salah satu orang yang sering menyamakan antara khawatir dan cemas?
Maka pandangan tersebut tidaklah benar.
Walaupun saling terkait untuk menggambarkan perasaan resah, gelisah, dan galau, dunia psikologi menjelaskan perbedaan krusial dari dua fase ini.
Apa saja?
1. Kekhawatiran yang kita alami berasal dari pemikiran di kepala kita dan kecemasan berasal dari tubuh kita.
Kalau kita khawatir, kita cenderung fokus pada pikiran-pikiran yang berseliweran di kepala kita.
Tapi jika kita cemas, seluruh tubuh kita akan merasakan dampaknya.
Baca juga:Tahun Demi Tahun Perjalanan Kasus Kematian Jang Ja Yeon yang Dianggap Sebagai Kasus Pelecehan Seksual dan Bunuh Diri Paling Menyedihkan2. Kita cenderung mengkhawatirkan hal yang khusus, tapi saat kita cemas, rasanya itu menyebar ke seluruh tubuh kita.
Misalnya, saat kita akan berpergian kita khawatir terlambat sampai di bandara.
Untuk kecemasan, kita mencemaskan bagaimana nanti perjalanan selama di pesawat atau di tempat tujuan.3. Khawatir hanya fokus pada satu objek tertentu dan hanya mempengaruhi emosional, sedangkan kecemasan akan mempengaruhi pikiran, perasaan, dan mental kita.
Kecemasan akan mempengaruhi respon kardiovaskular dari tubuh.
Itulah sebabnya kecemasan bisa membuat kita mengalami sakit fisik juga.4. Khawatir biasanya membuat kita memikirkan solusi dan strategi untuk menghadapi masalah tertentu, namun kecemasan tidak.
Kecemasan cenderung membuat kita merasa terlalu banyak beban dan pikiran yang berputar-putar dan tak berujung.
Baca juga:Ponsel Xiaomi Anda Belum Maksimal Kalau Deretan Fitur Canggih Ini Belum Kamu Aktifkan, Ini Caranya!
5. Khawatir menciptakan tekanan emosional yang ringan, sedangkan kecemasan dapat membuat tekanan emosional menjadi sangat parah.
Kecemasan adalah keadaan psikologis yang cukup dalam, mengganggu, dan lebih bermasalah dari kekhawatiran.
Kita termasuk jenis yang mana? Coba selidiki, ketika kita mengalami rasa khawatir tentang suatu hal, apakah kita berada di fase khawatir yang normal, atau kecemasan yang berlebihan?
6. Khawatir biasanya lebih realistis dari kecemasan.
Jika kita khwatir akan dipecat karena kinerja yang buruk, maka itu disebut khawatir.
Tapi jika kita khawatir akan dipecat karena atasan kita tidak sering memperhatikan atau menegur kita, itu namanya cemas.7. Khawatir cenderung bisa dikendalikan, tapi kecemasan cukup sulit untuk ditangani.
Kekhawatiran bisa dikurangi karena kita akan memikirkan solusi dan mencari tahu penyebab kekhawatiran itu.
Sulit untuk mengontrol kecemasan sendiri, karena itu butuh pertolongan dari orang lain.8. Khawatir bersifat sementara, namun kecemasan bisa berlangsung sangat lama.
Setelah masalah yang dikhawatirkan selesai, biasanya perasaan kahwatir akan berkurang dan hilang.
Beda dengan kecemasan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, bahkan bisa berubah dari satu fokus ke fokus lainnya.
Misalnya, satu minggu kita cemas tentang pekerjaan, besoknya tentang kesehatan, di hari lain tentang anak-anak.
Begitulah jika terjebak dalam lingkaran kecemasan.
9. Khawatir tidak mempengaruhi profesionalitas dan kepribadian, sedangkan kecemasan sangat mempengaruhi kedua hal tersebut.
Tidak ada seseorang yang mengambil cuti hanya untuk mengkhawatirkan apakah anak kita akan lulus Ujian Nasional atau tidak.
Tapi bagi orang yang cemas, ia akan merasa sangat gelisah, tidak nyaman, dan tidak mampu berkonsentrasi.10. Khawatiran adalah keadaan psikologis yang normatif, sedangkan kecemasaan tidak.
Dalam intensitas tertentu, kecemasan bisa dianggap gangguan mental yang nyata yang memerlukan perawatan psikologis serta obat-obatan.
Kita termasuk jenis yang mana?
Coba selidiki, ketika kita mengalami rasa khawatir tentang suatu hal, apakah kita berada di fase khawatir yang normal, atau kecemasan yang berlebihan? (Tika Anggreni/psychologytoday.com)
Baca juga:Kenapa Mesti Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un?