Intisari-Online.com—Dunia mengakui kualitas sistem pendidikan di Finlandia merupakan yang terbaik. Kesetaraan fasilitas dan kucuran dana dari pemerintah membuat kualitas pendidikan negara itu sangat maju. Tidak saja dari pemerintah, kualitas guru-guru di Finlandia juga patut diacungkan jempol.
Menjadi seorang guru di Finlandia merupakan pekerjaan yang sangat diidamkan. Selain karena gajinya yang tinggi (dua kali lipat dari guru di AS), persaingan menjadi guru juga sangat ketat. Sebab standar guru di Finlandia harus bergelar master sekalipun untuk mengajar anak sekolah dasar. Apakah mereka memang memiliki mutu yang lebih istimewa ketimbang guru-guru lain di dunia?
Nyatanya, proses penyeleksian untuk menjadi guru di Finlandia tidak main-main ketatnya. Sebab penyeleksian ketat sudah dilakukan sejak seseorang ingin mengambil jurusan pendidikan guru di perguruan tinggi.
Banyak calon mahasiswa yang gagal masuk jurusan pendidikan ketika mendaftar di perguruan tinggi. Nah lo? Bukannya kualitas pelajar di Finlandia nomor satu semua?
Rupanya, ada aturan yang tidak biasa dalam penyeleksian guru di Finlandia. Sudah terkenal di sana bahwa masuk jurusan keguruan itu memang sulit. Bahkan untuk masuk jurusan pendidikan sekolah dasar sekalipun. Hanya satu dari 10 pendaftar yang diterima setiap tahunnya. Mereka kemudian harus belajar 5-6 tahun sebelum diizinkan mengajar secara profesional.
Mengapa begitu sulit? Sebab di Finlandia guru dianggap menjadi kunci utama dalam pendidikan. Sehingga penyeleksiannya juga bukan sekedar pengujian intelegensi semata, namun mereka berharap menemukan guru yang benar-benar berbakat dalam profesinya kelak.
Lalu apa kriterianya sehingga hanya satu dari 10 yang dipilih mengikuti pendidikan guru SD di Finlandia? Begini: Universitas Helsinki misalnya, tes untuk masuk ke jurusan keguruan dilakukan dengan dua tahap. Yaitu ujian tes nasional dan uji bakat di universitas. Jadi tidak hanya pengujian soal intelegensi, namun juga dibutuhkan bakat.
Dari seluruh pelamar, yang diterima hanya 120 orang saja. Dari 120 orang itu, 60% diterima berdasarkan hasil kombinasi dari tes nasional dan tes bakat. Sedangkan 40% lagi diterima berdasarkan kecerdasan intelegensi alias hasil tes nasional.
Banyak orang yang berpikir bahwa guru-guru di Finlandia adalah mereka yang cerdas dan memiliki prestasi akademik yang tinggi. Kalau begitu, berarti semua pelajar di Finlandia layak menjadi guru. Tapi kenyataannya, tidak semua diterima. Padahal begitu mudah menemukan orang paling pintar di Finlandia. Hal ini terjadi karena mereka meyakini bahwa orang paling pintar sekalipun belum tentu bisa menjadi guru yang pintar.
Universitas di Finlandia tidak merekrut orang yang memiliki kecerdasan intelegensi semata, tapi mereka mencari orang-orang yang memiliki dedikasi jangka panjang untuk menjadi guru. Mereka mencari guru yang benar-benar memiliki hati untuk mengajar. Sehingga catatan akademik bukan jadi pertimbangan utama. Mereka juga sangat menghargai bakat non-akademik lainnya seperti seni dan olahraga.
Bagi pemerintah Finlandia, proses pembentukan seorang guru harus dimulai sejak dini. Mereka mengakui bahwa siswa yang berprestasi dalam akademik belum tentu bisa menjadi guru yang baik. Sistem pendidikan di Finlandia menyadari betul bahwa ‘menemukan orang yang tepat’ merupakan cara terbaik untuk memajukan pendidikan. Untuk menjadi guru, Finlandia tidak ingin sembarangan, itulah sebabnya kualitas guru di sana selalu lebih istimewa.
Baca juga: Tips Merencanakan Pendidikan Anak