Waktu Untuk Tidur Jangan Dikorupsi Dong!

Tika Anggreni Purba
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Kurang Tidur, Badan Gemuk!
Kurang Tidur, Badan Gemuk!

Intisari-online.com—Masalahnya bukan 24 jam yang tidak cukup untuk membagi waktu antara beraktivitas dan tidur. Tapi, kebanyakan orang tidak paham betul, kalau tidur berkualitas itu adalah kebutuhan yang tidak bisa tidak dipenuhi. Waktu untuk tidur malah dikorupsi demi hal-hal lain yang dianggap lebih penting.

“Memang sudah terjadi evolusi besar-besaran di seluruh dunia yang membuat jumlah waktu tidur manusia semakin berkurang dewasa ini,” kata dr. Rimawati Tedjasukmana, SPS, RPSGT, dari RS Medistra, Jakarta. Memang, semakin hari semakin banyak pengganggu yang menyebabkan waktu tidur itu berkurang. Industri pekerjaan yang berkembang pesat, juga penggunaan barang elektronik, terutama gawai.

Tidak hanya kuantitas waktu tidurnya, kualitas tidur juga penting diperhatikan. Kualitas tidur yang baik bukan saja soal durasi tidurnya, namun bagaimana perjalanan tidur itu sendiri. Semakin sering terbangun saat tidur, semakin kuat pula indikasi ada yang salah pada pola tidur seseorang. Bisa jadi karena gaya hidup yang buruk, bisa pula karena penyakit gangguan tidur.

baca juga: Awas, Tidur Terlalu Lama Bisa Memicu Depresi Hingga Merusak Jantung

Namun umumnya, orang-orang tidak cukup tidur ya karena tidak menyediakan waktu untuk tidur. Waktu tidur dikorbankan demi kesenangan untuk menonton film, membaca buku, bekerja, dll. Itulah yang menyebabkan kurang tidur. Persoalannya bukan karena tidak cukup waktu, tapi karena waktu tidur itu sendiri sudah dicuri.

Kalau kita masih merasa mengantuk dan lelah sekalipun tidur dengan durasi yang lama, itu juga berarti ada salah dengan pola tidur kita. Banyak faktor penyebabnya, misalnya kebiasaan minum kopi dan alkohol. Kandungan kafein dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman energi bisa bertahan 5-6 jam dalam darah. Sehingga mengonsumsinya semestinya di pagi hari saja.

Perlu diketahui kalau setiap malam, manusia mengalami tiga fase tidur yaitu tidur ringan, tidur dalam, dan tidur mimpi. Tidur yang berkualitas dan cukup pasti akan melewati ketiga fase ini. Saat kita akan terlelap, dimulai dari fase tidur ringan dulu. Kemudian baru tidur dalam, hingga mencapai puncak selelap mungkin yang dinamakan tidur mimpi alias rapid eye movement (REM) sleep. Sehingga secara umum jenis tidur dibagi menjadi REM sleep dan non-REM sleep. Nah sepanjang malam, untuk kualitas tidur yang cukup, kita akan mengalami ketiga fase tersebut secara proporsional.

Untuk kebutuhan tidur, kata Rimawati, akan selalu berubah seiring pertambahan usia. Ia menyebutkan bahwa bayi biasanya membutuhkan tidur selama 16 jam, anak-anak 10-12 jam, orang dewasa 6-8 jam, serta lansia 5-6 jam saja. Biasanya semakin tua, seseorang sulit mengalami REM sleep. Sehingga ia akan cenderung merasa kurang tidur.

“Namun walaupun begitu, setiap individu pasti berbeda. Cara menentukan tidur kita cukup atau tidak ya pada saat kita bangun. Kalau tubuh fresh saat bangun tidur, bisa dikatakan kualitas tidurnya baik,” terang Rimawati. Hal ini berarti jika Anda masih sering mengantuk di siang hari, ada yang salah dengan pola tidur Anda!

Artikel Terkait