Intisari-Online.com- Hari itu, aku sedang merenovasi rumah kakek. Seperti kebanyakan rumah kuno lainnya, setiap tembok itu terbuat dari kayu-kayu.
Ketika seorang pekerjaku mulai menghancurkan tembok, di sana terlihat seekor cicak yang terperangkap. Kakinya melekat pada sebuah surat yang sudah menguning.
Aku mengambil surat tersebut. Ternyata surat itu adalah milik kakek sejak 10 tahun lamanya. Tepatnya ketika rumah ini pertama kali dibangun.
Tapi sesaat aku mulai berpikir. Bagaimana cicak itu bisa bertahan selama 10 tahun? Tanpa bergerak dan tanpa makan itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.
Jawaban itu tidak lama aku dapatkan. Seekor cicak lainnya muncul. Anehnya, ia membawa makanan di mulutnya. Ia lalu memberikannya kepada cicak yang masih terdiam di dinding kayu lama itu.
Aku terharu. Sungguh itu adalah sebuah cinta yang indah. Bahkan itu bisa dirasakan oleh dua ekor hewan kecil yang sebagian dari kita tidak menganggapnya ada.
Mau itu pasangannya atau hanya temannya, itu jelas memberikan suatu pelajaran bahwa apapun keadaannya, kita tidak boleh berhenti dan menyerah terhadap orang yang kita sayangi.