Intisari-Online.com -Semua berawal dari kejadian tahun 2006. Akibat sebuah kecelakaan yang terjadi tahun itu, Fauzal Bahri harus merelakan kakinya diamputasi. Sejak itu ia resmi menyandang status si buntung dan ke mana-mana aktivitasnya dibantu oleh kaki palsu.
Bagaimanapun, kejadian 10 tahun yang lalu itu membuatnya trauma dan sulit menerima kenyataan. “Sempat minder, masih muda juga kan? Sempat saya berhenti kuliah,” ujar laki-laki asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu.
Sebelum menggunakan kaki palsu, Fauzal sempat menggunakan tongkat pembantu. ia pernah berharap memperoleh bantuan kaki palsu, tapi di daerah ini tidak ada Rumah Sakit yang menyediakan kaki palsu. Harganya waktu itu pun relatif sangat mahal: Rp10 juta.
Fauzal akhirnya terpikir untuk membuat kaki palsu. Warga Dusun Bangle, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, ini pun mulai membuat kaki palsunya sendiri tahun 2007. Saat itu Fauzal membuat kaki palsu dari bahan paralon. Pertama memakai, ia merasa kurang nyaman. Kakinya terasa sakit.
“Awalnya kan cuma ingin kelihatan normal saja, tapi dari situ saya mencoba berjalan dengan kaki itu. Memang tidak bisa langsung bisa jalan, butuh proses,” ucapnya.
Setelah beradaptasi sekitar setahun, rasa percaya diri itu muncul juga. Ia kembali kuliah. Dengan kaki palsu itu, ia berharap bisa mengejar cita-citanya, ia bahkan bisa naik sepeda motor tanpa bantuan orang lain.
Baca juga:Kisah Molly, Kuda dengan Kaki Palsu
Tiap tahun kaki palsu itu terus mengalami inovasi. Hingga pada 2012, ia membuat kaki palsu dari bahan fiber. Bahan ini cocok untuk membuat kaki palsu karena mudah dibentuk. Dari bahan fiber inilah puluhan kaki palsu sudah ia buat. Banyak orang yang senasib dengannya, datang ke rumah minta dibuatkan kaki palsu.
Lebih sreg dengan serabut kelapa
Meski demikian, bahan fiber sepertinya kurang membuatnya puas. Ia pun terus melakukan inovasi. Dari menggunakan serat batang pisang, serat bambu, hingga dipilihlah bahan dari serabut kelapa. Kaki palsu dari serabut kelapa, menurut Fauzak, lebih kuat dan mudah dibentuk dibanding bahan-bahan lainnya.
“Kalau dari serabut kelapa itu ketika mendapat benturan dia akan kuat karena seratnya itu tidak mudah putus dan cepat kering serta lebih ringan,” katanya. Ia menyebutkan, saat ini kenyamanan kaki palsu dari serabut kelapa buatannya sudah mencapai 99 persen.
Sejak dibuat tahun 2015, hingga kini Fauzal masih mengenakan kaki palsu dari serabut kelapa. Sudah banyak orang yang memesan, tetapi dia tidak mau sembarangan. Sebab kaki palsu buatannya harus dipastikan benar-benar aman dan nyaman.
Baca juga:Balerina Berusia 15 Tahun Ini Tetap Gigih Menari Balet Meski Satu Kakinya Diamputasi
Ingin membuat kaki palsu gratis
Dengan apa yang dialaminya, Fauzal kini merasa bersyukur. Ia bisa membantu orang lain yang senasib dengannya. Salah satu impian terbesar Fauzal adalah ingin membuat kaki palsu gratis. Sebab selama ini para penyandang difabel seperti dirinya tidak memiliki tempat mengadu untuk mendapatkan kaki palsu.
Di tempat itulah nanti para penyandang difabel bisa menginap sambil dibuatkan kaki palsu. Ini diperlukan agar mereka memiliki kepercayaan diri, serta kaki palsu yang dibuat benar-benar menyatu dan nyaman dipakai.
Author: Karnia Septia/Kompas.com