Intisari-Online.com – Pak Donny memiliki sebuah rumah yang besar dan indah. Ia sangat menyukai rumah tersebut. Suatu ketika sepulang dari kerja, Pak Donny menemukan rumah kesayangannya itu terbakar.
Melihat rumah cantiknya itu terbakar, Pak Donny sangat sedih. Selama ini sudah ada banyak orang yang berniat untuk membeli rumahnya. Mereka bahkan berani membelinya dengan harga dua kali lipat dibandingkan pasaran. Namun, semua penawaran itu selalu ditolak oleh Pak Donny.
Sekarang rumah cantik Pak Donny sudah dilahap api. Ia hanya bisa menahan tangis. Kebakaran itu sudah sangat parah sehingga jika api bisa dipadamkan sekalipun, tak ada barang-barang yang bisa diselamatkan.
Ketika sedang melihat rumahnya yang terbakar, tiba-tiba anak Pak Donny datang dan berkata, “Jangan cemas, kemarin saya sudah menjual rumah ini dengan harga yang sangat tinggi. Maaf saya tidak bilang dulu kepadamu karena penawaran itu sangat tinggi dan saya langsung menyetujuinya.”
Pak Donny kemudian berkata, “Syukurlah! Berarti rumah ini sudah bukan milik kita sekarang!” ia kemudian menjadi rileks dan lega karena rumah yang terbakar itu sudah bukan miliknya lagi. Namun, di saat itu juga datanglah anak keduanya dan berkata, “Ayah, rumah kita terbakar dan ayah hanya diam saja?” Pak Donny menjawab, “Tidakkah kamu tahu rumah ini sudah bukan milik kita lagi?” Anak keduanya ini berkata, “Ayah pikir dia mau membeli rumah yang sudah hancur terbakar seperti ini?”