Intisari-Online.com - Kongres PSSI akhirnya dibuka oleh Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, di Hotel Mercure Ancol, Kamis (10/11/2016). Mengingat kongres ini diawali serangkaian konflik dan pembekuan, sudah selayaknya para peserta mengingat kembali sang pendiri, Ir Soeratin Sorosoegondo. Sehingga, semangat PSSI sebagai perjuangan kembali kuat, bukan sebagai alat kepentingan.
Hinca mengharapkan PSSI ke depan menjadi lebih baik. Sinergi, persatuan, dan integritas menjadi fokusnya.
"Tema kongres adalah sinergi, unity, dan integritas. Kami hadir di sini untuk bersinergi, bersatu, dan kemudian menegakkan integritas sepak bola kita," kata Hinca.
Visi dan misi setiap kongres secara normatif memang selalu baik dan indah. Namun, pada pelaksanaannya sering melenceng jauh. Sebab itu, tugas penting kongres kali tak hanya membentuk kepemimpinan baru, namun juga bagaimana setiap visi dan misi indah itu akan terkawal dan terkelola dengan baik.
Sebab, demikian juga Ir Soeratin ketika mendirikan PSSI pada 1930. Selama 11 tahun menjadi ketua umum, dia benar-benar mengawal PSSI agar menjadi alat perjuangan, pembinaan, dan pembangunan karakter bangsa. Sehingga, PSSI bisa melahirkan banyak prestasi dan hasil yang bersejarah.
"Saya berharap kongres berjalan dengan lancar. Di luar sana masyarakat hingga Pak Presiden Joko Widodo menanti pemimpin PSSI yang baru," kata Hinca.
Kongres kali ini sangat strategis, karena akan menentukan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutfif (Exco) PSSI periode 2016-2020.
Sembilan calon Ketum PSSI akan bersaing untuk kursi nomor satu otoritas tertinggi sepak bola nasional tersebut. Mereka yakni Benhard Limbong, Djohar Arifin Husin, Eddy Rumpoko, Tonny Apriliani, Edy Rahmayadi, Moeldoko, Erwin Aksa, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Sarman El Hakim.
Siapa pun yang bakal menjadi Ketua Umum PSSI, sudah seharusnya tetap ingat pada sesepuh terbesar Ir Soeratin dan tetap membawa semangat perjuangan bangsa, profesional, dan jujur.