Intisari-Online.com – Jatah waktu jalan-jalan terbatas, tapi masih ingin mencicipi makanan Sunda? Wah, kalau kondisinya seperti itu sih harusnya langsung ke Rumah Makan Sunda Laksana saja, di Jln. Soekarno Hatta No. 395.
Di rumah makan itu, menunya sudah siap saji alias tinggal makan, seperti umumnya restoran Padang atau rumah makan ala prasmanan. Berbagai jenis hidangan yang sudah matang tertata rapi di atas dulang berkaki dari tanah liat. Kalau Anda ingin menikmati makanan dalam keadaan hangat, RM Laksana pun siap memenuhi permintaan Anda. Makanan yang tertata rapi di atas meja itu bisa dipanaskan ulang.
Sejarah RM Laksana dimulai dengan sebuah warung lotek kecil di kawasan Jln. Soekarno Hatta oleh Hj. Dedeh. "Beneran kecil, waktu itu hanya satu meja," ungkap Teh Elis, putri Bu Dedeh, Lalu perlahan tapi pasti, usaha yang semula kecil itu kini berkembang menjadi enam cabang, dengan pusatnya tetap di Jln. Soekarno Hatta.
Salah satu keunggulan rumah makan ini adalah terobosannya dalam hal penyajian hidangan yang cepat. Daya tariknya ditambah dengan atraksi menggelar hidangan di atas meja. Pengunjung bisa memilih sendiri apa yang diinginkan. Pilihan lauknya sangat banyak. Ada yang digoreng, seperti gurami, ayam, ikan mas, paru, usus sapi, empal, bakwan jagung, tahu, dan tempe. Ada juga yang dipepes, seperti pepes jamur dan pepes ayam. Sejumlah sayur, seperti aneka lalap, sayur asem dan karedok siap melengkapi.
Yang pasti, jangan lupa memesan nasi timbel hangat. Nasi yang dibungkus daun pisang ini terasa pulen. "Paling enak sih makan nasi timbel dengan oseng oncom leunca dan ikan asin jambal roti. Asin-asin pahit gitu," ujar Nana, salah satu pengunjung.
Selera memang boleh berbeda-beda. Ino, teman Nana, pria muda berdarah Padang, lebih suka dengan sambalnya. "Gile, nendang banget, sampai syok gue." Padahal, di kalangan teman-temannya, Ino adalah rajanya cabai. Untuk menemani makan sepotong tempe saja ia bisa menghabiskan 10 buah cabai rawit. Di RM Sunda Laksana, ia sempat merasakan sensasi dihantam pedas.
Sambal yang disajikan dalam cobek kayu itu memang sangat menantang. Namun, kalau Anda memiliki lidah dan perut dengan toleransi rendah terhadap pedas, kami peringatkan untuk mengambil sedikit sambal saja. Lalu tambahkan kecap manis untuk menetralkan rasa panas dan pedas. Nikmati pelan-pelan sambal yang sudah rada manis itu dengan gurami goreng yang renyah atau ayam gorengnya yang gurih. Dijamin rasanya lebih oke, makanan pun lebih bisa diterima lidah maupun perut.
Itu adalah salah satu cara menyiasati "seru"-nya sambal RM Sunda Laksana. Jangan sampai di sepanjang perjalanan pulang dari bertualang kuliner, perut malah didera rasa mulas berkepanjangan, cuma gara-gara sambal. [ST/RNY]