Intisari-Online.com - Pemerintah India telah menyatakan adanya “keadaan darurat” di New Delhi pada Minggu (6/11), terkait polusi udara yang berada dalam level tertinggi. Tak hanya itu, pemerintah juga menginstruksikan untuk dilakukannya langkah-langkah strategis guna mengatasi persoalan polusi udara ini: menghentikan proyek konstruksi, menutup pembangkit listrik tenaga batu bara, menyiram jalanan berdebut; mereka juga meliburkan sekolah-sekolah.
Di sisi lain, warga kota mempunyai cara mereka sendiri bagaimana menghadapi persoalan yang tak kunjung selesai ini. Mereka melakukan “smog selfies” alis berfoto bersama polusi udara itu—sembari “merasakan” bagaimana polusi udara itu.
Tak mau sembarang selfie, para penduduk ini mengincar ikon-ikon kota New Delhi sebagai latar fotonya. Salah satunya adalah India Gate yang dibuat untuk menghormati jasa para pahlawan yang berperang pada Perang Dunia I. Mereka juga mendatangi para pengunjuk rasa yang menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan kabut asap ini. Mereka juag mendatangi sebuah pertandingan kriket yang pemainnya mengenakan masker sebagai pelindung.
Intinya, dengan "smog selfies" ini, warga kota ini ingin menyindir pemerintah bahwa polusi udara telah mengganggu hampir di segala lini Ibu Kota India ini dan mereka belum melakukan apa-apa untuk mengatasinya.
New Delhi telah menjadi salah satu kota paling kotor di dunia, dan telah mengalami kabut asap terburuk dalam kurun dua dasawarsa terakhir. Kota ini memiliki tingkat polusi yang cukup tinggi—lebih dari 900 mikrogram per meter kubik pada Sabtu (5/11) kemarin. Angka itu 90 kali lipat dari angka aman yang ditetapkan oleh WHO.
Partikulat polusi ini diperkirakan berasal dari knalpot kendaraan, cerobong asap pabrik batubara, pembakaran tumpukan sampah, debu, dan sumber-sumber lain. Jika tidak segera dikendalikan, angka pasien pengidap asma, kanker paru-paru, penyakit jantung, akan meningkat tajam—terlebih pada anak-anak.
Persoalan polusi udara sejatinya tak hanya melanda India, dalam hal ini New Delhi. Cina, terutaram Beijing, juga mengalami hal yang serupa. Di Cina bahkan ada jasa jual-beli udara bersih yang “dipanen” dari wilayah-wilayah pegunungan.
Polusi parah yang menyerang New Delhi ini awalnya dikira disebabkan oleh petasan selama festival Diwali. Tapi citra yang ditunjukkan NASA pekan lalu menunjukkan bahwa terbakarnya beberapa lahan di area sekitar New Delhi, seperti Punjab dan Haryana, adalah penyebabnya.
Source | : | mashable |
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR